SBNpro – Simalungun.
Oknum Guru SD Negeri 091250 Marihat Ulu Kabupaten Simalungun, diduga memberikan hukuman kepada siswa dalam kelas karena tidak bisa menghapalkan UUD 1945.
Para orang tua siswa keberatan atas tindakan oknum guru tersebut lalu mendatangi sekolah.
Salah seorang orang tua siswa, Susi, menyampaikan jika perlakuan oknum guru tersebut sudah kelewat batas. Awalnya ia mengetahui kejadian itu dari anaknya yang masih duduk di bangku kelas IV.
Katanya, pada Kamis (29/3/18 ) lalu, oknum guru kelas memberi hukuman pukul kepada belasan siswa karena dianggap tidak mampu menghapal UUD 1945.
Dikatakan, ada 19 siswa dalam satu kelas, hanya tiga siswa yang mampu menghapal. Selebihnya menerima hukuman.
“Pas mandi, aku lihat kaki anakku biram. Kutanya, kakinya dipukul Guru pakai kemoceng karena gak bisa menghapal undang-undang,” katanya, Selasa (03/04/18).
Hal senada disampaikan Evi. Orangtua murid ini mengatakan, sudah berungkali ia menerima keluhan atas adanya perlakuan yang tidak baik yang dilakukan oleh oknum Guru.
Belakangan, Evi mengetahui kejadian itu dari temanya Susi.
“Kami menyekolahkan anak-anak kami. Tapi malah disakiti. Siapa orang tua yang terima anaknya dipukul sampai biram,” ungkapnya.
Evi menambahkan, kemarin, para orang tua siswa sudah berupaya menemui kepala sekolah dan oknum guru tersebut.
“Kemarin kami udah kesini. Sekarang kami mau ke sekolah lagi, mempertanyakan itu langsung ke gurunya,” tukasnya.
Kepala Sekolah SD Negeri 091250 Marihat Ulu dan Oknum Guru kelas IV berinisial JS, akhirnya bertemu dengan para orang tua siswa yang keberatan itu.
JS tidak mengakui tuduhan yang disampaikan kepadannya. Menurut JS, hukuman pukul yang diberikan kepada siswa/siwi kala itu karena tidak mampu menghapal UUD 1945.
Lebih lanjut JS menerangkan, jika bentuk hukuman yang dilakukannya adalah pembinaan agar siswa lebih disiplin dan giat belajar.
“Itu hanya pukulan sayang. Saya sangat kesal kalau anak-anak tidak bisa menerima pelajaran. Tapi kalau tindakan saya berlebihan, Saya minta maaf,” ungkapnya kepada orang tua siswa yang keberatan.
Setelah menerima penjelasan dari pihak sekolah, para orang tua siswa menerima permintaan maaf dari oknum guru tersebut. Mereka berharap agar kejadiannya yang sama tidak terulang lagi kepada siswa.
“Sebenarnya gak ada jaminan. Okelah, kalau dia gak main pukul lagi, tapi tekanan-tekanan lain sama anak kami gimana, Soalnya uda berapa kali kejadian ini terjadi,” ucap Evi.
Dan merekapun berencana akan mendatangi sekolah lagi, bila guru guru melakukan kekerasan terhadap murid muridnya. (*)
Penulis : Andi syah
Discussion about this post