SBNpro – Siantar
Terkadang tangan kanannya naik keatas. Kemudian tangan kirinya melambai-lambai. Lalu, ia berpindah beberapa meter, untuk melakukan hal yang sama. Dibagian mulutnya, tampak semprit yang siap untuk dibunyikan.
Itulah aktivitas polisi lalu lintas (polantas) di sejumlah titik pada persimpangan jalan di Kota Siantar. Pemandangan seperti itu, persisnya dapat terlihat di Jalan Sutomo, simpang Jalan Imam Bonjol/Jalan Vihara.
Lalu di Jalan Vihara simpang Jalan Cipto Mangunkusumo, naik sedikit di Jalan Cipto Mangunkusumo simpang Jalan Dr Wahidin dan di Jalan Sabang Merauke simpang Jalan Dr Wahidin.
Para polantas itu terlihat sangat sibuk, untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Siantar, akibat unjuk rasa (demo) pedagang kaki lima (PKL) Pasar Horas, dengan aksi memblokir Jalan Sutomo.
Para polantas itu bagai kena “setrap”. Mereka selalu berada di persimpangan jalan, mengatur arus lalulintas tanpa henti, meski panasnya matahari “membakar” kulit.
Mereka, juga harus rela basah, disaat hujan tiba tiba turun. Lalu, baju dinas para polantas itupun harus kering dibadan, ketika panasnya matahari kembali menyengat Kota Siantar.
Pada pemandangan lain, sesekali, petugas kepolisian lalulintas itu menyeka keringatnya yang menetes diwajah, sembari terus memperhatikan kondisi kendaraan yang berlalu-lalang disekitarnya.
Itu semua dilakukan para polantas, agar macat total tidak terjadi, dan untuk menjaga aksi unjuk rasa PKL Pasar Horas dalam menyampaikan aspirasinya.
Aksi demo PKL kali ini, Senin (07/05/18), dengan cara memblokir jalan negara, yakni Jalan Sutomo. Sehingga membuat para polantas harus berada disejumlah persimpangan jalan, sekira 5 jam lebih lamanya.
Editor : Purba
Discussion about this post