SBNpro – Ponorogo
Perbuatan AP (16), remaja asal Dusun Krajan, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Ponorogo, ini sungguh keterlaluan. Dia membakar rumah orang tuanya, hanya gara-gara permintaannya tidak dituruti.
Sebelum membakar rumah, AP sempat mengamuk gara-gara meminta uang untuk menebus handphone (HP) yang dia gadaikan.
Saat detikcom mengunjungi rumah tersebut, Minggu (20/05/2018), bangunan terbuat dari kayu itu nampak rata dengan tanah. Hanya garis polisi yang masih terpasang jelas.
“Saya waktu itu sedang ke sawah mencangkul, sekitar jam 2 siang tetangga sudah heboh karena rumah terbakar,” tutur Gumbrek, orangtua AP saat ditemui detikcom, Minggu (20/05/2018).
Gumbrek yang nampak lelah ditemani salah satu anaknya terlihat pasrah. Dia pun menceritakan awal mula kejadian sebelum AP membakar rumahnya.
“Awalnya itu dia minta uang ke saya katanya mau nebus hpnya, terus saya bilang saya tidak punya uang,” ujar dia.
Lantas AP pun berpikir untuk menjual HP tersebut. “Terus saya bilang gini, saya sudah tidak punya uang kalau mau belikan HP lagi saya tidak sanggup. Terus saya tinggal kerja ke sawah itu, pulang-pulang rumah sudah habis terbakar,” terang dia.
Meski beberapa tetangga sempat memadamkan api, namun besarnya kobaran tidak membuat api padam. “Saya pulang dari sawah itu sudah habis semua, tinggal arang saja,” papar dia.
Salah satu tetangga, Mariyem (45) warga Dusun Krajan, Desa Krebet, Kecamatan Jambon mengaku dalam kesehariannya AP (16) memang dikenal sebagai individu yang temperamen.
“Sering kalau minta uang tidak dikasih sama bapaknya langsung ngamuk, bahkan pernah nendang meteran listrik (kotak listrik),” tutur Mariyem saat ditemui detikcom.
Mariyem bahkan sering mendengar AP misuh (berkata kotor,red) dan berkelahi dengan bapaknya. “Anak itu sering marah-marah malah sama tetangga juga berani,” terang dia.
Saat ini AP (16) telah diamankan polisi. “Ini karena ada permintaan orang tua yang ingin anaknya diamankan karena dianggap berbahaya,” kata Kapolsek Jambon, AKP Joko Winarto saat dihubungi detikcom.
Menurutnya, pengamanan ini pun terpaksa dilakukan mengingat warga juga emosi terhadap kelakuan AP.
“Kalau tidak diamankan, AP bakal diamuk warga itu,” terang dia.
Bahkan lanjut Joko, orang tua AP, Gumbrek ingin anaknya dibina oleh Dinas Sosial. “Bapaknya itu sudah kapok, anaknya susah diatur. Bahkan sama orang tua berani,” papar dia.
Untuk itu, AP sementara diamankan di Polsek Jambon untuk nantinya diserahkan ke Dinsos. “Besok Senin (21/05/2018) saya antar AP ke Dinsos langsung,” pungkas dia.(*)
Sumber : Detikcom
Discussion about this post