SBNpro – Medan
Tatapan mata Djarot Saiful Hidayat tertuju pada seorang lelaki tua, yang tak lain adalah pedagang roti keliling. Langkah kakinya –pun digerakkan mendekati dan menyapa lelaki tua itu.
Dalam sapa yang berlangsung seketika tersebut, Djarot dan pedagang roti itu saling berkenalan, Djarot sepertinya terharu begitu mengetahui usia pedagang roti itu sudah 72 tahun.
Pedagang roti itupun tak menyangka kalau yang menghampirinya adalah calon Gubernur Sumatera Utara yang berpasangan dengan Sihar Sitorus itu.
Dalam sapa penuh keramahan itu, Djarot –pun membeli roti kakek tua itu, katanya untuk dimakan saat berbuka. Pedagang roti tua itu pun, tersenyum sumringah.
Interaksi itu begitu singkat, namun menyimpan beribu makna, yang terjadi disaat Djarot Saiful Hidayat menjelang buka puasa bersama warga di Gedung Aceh Sepakat Ancab 1 Cabang V, Jalan Gagak Hitam/Ringroad Medan, Senin (28/05/2018).
Saat luang menunggu waktu berbuka itulah, Djarot menyempatkan diri mengunjungi Sekretariat HABA Djoss yang berjarak lebih kurang 200 meter dari gedung Aceh Sepakat.
Di kala Djarot berjalan kaki ke lokasi acara buka puasa bersama, saat itulah pandangan matanya tertuju pada seorang bertubuh sangat tua, dialah pedagang roti berusia 72 tahun itu.
“Saya salut lihat pedagang roti itu. Usia 72 tahun masih kuat berdagang. Ia masih mau berusaha dari pada meminta-minta. Dan itu sangat luar biasa. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Jadi berhubung saya mau berbuka puasa, saya beli saja rotinya sekalian membantu,” ucap Cagub bercerita dengan sahabat-sahabatnya di acara buka puasa bersama itu.
Usai berbuka dan salat magrib berjemaah, Djarot yang diusung Partai PDIP dan PPP itu, mengatakan bahwa tradisi yang dilakukan warga di Gedung Aceh Sepakat tersebut merupakan bentuk sikap egaliter.
“Ini sangat egaliter. Apalagi tadi saat saya berbuka, bukan hanya orang Aceh saja yang ada, melainkan warga suku Jawa, dan lainnya juga ada,” kata Djarot kepada wartawan.
Ia juga menyebutkan bahwa tradisi buka puasa bersama yang dilakukan Aceh Sepakat selama 25 hari di bulan Ramadan ini merupakan cerminan sikap dalam menjalin silaturahmi antar warga negara.
Selain itu, Cagub nomor urut 2 itu juga mengatakan, bahwa ini merupakan salah satu cara menjaga ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia).
“Ini harus terus kita pertahankan. Sesama warga saling silaturahmi dan bahu membahu,” ucapnya yang saat berbuka juga mencicipi bubur kanji rubi khas Aceh dan kari rusa. “Buburnya enak. Kari rusanya juga enak,” katanya.
Sementara, Fauzi MA, perwakilan dari Aceh Sepakat sebelum berbuka puasa bersama mengucapkan terima kasih atas kedatangan Djarot.
“Inilah kebersamaan kami di sini pak. Ini kami lakukan mulai Ramadan ketiga sampai Ramadan ke 27. Dan ini murni dari kita sesama masyarakat. Karena Aceh Sepakat sendiri tidak berpolitik,” ucapnya. (ril)
Editor : Herman Maris
Discussion about this post