SBNpro – Siantar
Ratusan masyarakat etnis Simalungun tolak pemindahan lokasi tugu Raja Siantar, Sangnaualuh Damanik dari lokasi pembangunan saat ini di lapangan Haji Adam Malik, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar, Sumut.
Penolakan itu disampaikan melalui kegiatan Pagelaran Seni dan Gerakan Patunggung Simalungun di Lapangan Haji Adam Malik, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar, Senin (3/12/2018).
Pagelaran Seni dan Gerakan Patunggung Simalungun itu dilaksanakan, bersamaan dengan sejumlah pekerja kontruksi sedang mengerjakan proyek Pembangunan Tugu Raja Siantar, Sangnaualuh Damanik di lapangan Haji Adam Malik.
Kegiatan masyarakat etnis Simalungun ini menampilkan sejumlah seni dan budaya Simalungun. Seperti tor-tor, lagu Simalungun dan lainnya. Kegiatan itu sebagai bentuk dukungan pembangunan tugu di Lapangan Adam Malik.
Tampak, seniman Simalungun, Agus Erdiaman Purba membawakan lagu ciptaannya yang cukup populer dikalangan masyarakat etnis Simalungun, yakni, lagu berjudul “Sipukka Huta”.
Kordinator Kegiatan Pagelaran Seni dan Gerakan Patunggung Simalungun, Rado Damanik saat berorasi mengingatkan, kalau sebelumnya, tepatnya di tahun 2012 yang lalu, telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan tugu Raja Sangnaualuh di depan Makam Pahlawan Nagur atau di depan Plaza Ramayana.
Hanya saja kemudian, ditahun ini, Walikota sebut Rado memindahkan lokasi ke Lapangan Merdeka (Taman Bunga). Kemudian dipindahkan lagi ke Lapangan Haji Adam Malik. Dan di Lapangan Haji Adam Malik, sejak 10 Nopember 2018 yang lalu, telah dimulai pembangunannya.
Dikatakan, ia lebih sepakat bila tugu dibangun di depan Ramayana. Hanya saja, lokasi di Lapangan Haji Adam Malik, juga dapat ia terima. “Meski mendapat undangan (dimulainya pembangunan tugu di Lapangan Adam Malik), saya tidak hadir. Karena masih sepakat dibangun di depan Ramayana,” ungkap Rado.
Namun belakangan ini, ada penolakan pembangunan tugu di Lapangan Adam Malik. Sehingga, terhadap penolakan itu, Rado menyatakan, pihaknya tidak setuju lokasi tugu dipindah lagi ke lokasi lain. “Kalau bagi kita, jika terus diulang-ulang, itu bisa jadi bencana. Apalagi ini bangunan leluhur,” ujarnya.
Sementara itu, tadi digelar pertemuan antara Walikota Siantar, sejumlah Pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemko Siantar, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarajat, Kapolres Kota Siantar dan lainnya, di ruangan Serbaguna Pemko Siantar.
Pertemuan itu melahirkan kesepakatan, yakni, lokasi pembangunan Tugu Raja Sangnaualuh Damanik dipindah ke lokasi lain, yang ditentukan kemudian. Ada tiga lokasi alternatif untuk lokasi pembangunan yang baru, diantaranya, di depan Ramayana, di depan Markas Polres Siantar dan di Pematang.
Editor : Purba
Discussion about this post