SBNpro – Siantar
Direktur Eksekutif Agresi, Sukoso Winarto kecam tindakan pengeroyokan wartawan di Kota Siantar, yang diduga terkait pemberitaan tentang dugaan pembalakan hutan dan longsor di sekitar Jembatan Sidua-dua, Nagori (Desa) Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumut.
Kinerja Polres Siantar dan Polres Simalungun-pun jadi sorotan Sukoso Winarto. Katanya, Polres Siantar harus segera mencari tahu “akar masalah” dari perkara pengeroyokan wartawan Sindonewstoday.com, Tri Aditya Dharmawan.
Sebab, kasus itu merupakan hal yang serius. Bila motif dan dalang pengeroyokan segera diungkap, sebut Sukoso, maka peristiwa pengeroyokan itu diharapkan tidak menjadi preseden buruk terhadap kebebasan pers.
“Polisi harus cari akar masalahnya. Juga dalangnya. Karena mungkin saja itu karena gerah diberitakan. Berita terkait longsor (sekitar Jembatan Sidua-dua), yang diduga karena penggundulan hutan,” ucap Sukoso Winarto, di Jalan MH Sitorus, Kota Siantar, Sumut, Kamis (17/01/2019).
Sedangkan terkait longsor di kawasan Jembatan Sidua-dua, Sukoso dengan tegas meminta Polres Simalungun maupun Poldasu, Dinas Kehutanan Provinsi Sumut dan Kementerian Kehutanan, segera menyelidiki hal yang mengakibatkan longsor terjadi.
Karena sejauh ini, tidak sedikit informasi beredar, dengan menyebut, longsor di kawasan Danau Toba, diduga karena penebangan kayu dikawasan hutan Sitahoan dan hutan Sibatuloting. Sehingga sudah sepantasnya, Polres Simalungun, Dinas Kehutanan Provinsi Sumut dan Kementerian Kehutanan menjelaskan penyebab longsor dikawasan Danau Toba, termasuk longsor di sekitar Jembatan Sidua-dua.
Untuk itu, Sukoso Winarto mengingatkan, supaya pihak kepolisian dan pemerintah yang mengurusi soal kehutanan tidak membuat masyarakat marah. Karena hutan merupakan bagian dari masa depan kehidupan umat manusia.
Editor : Purba
Discussion about this post