SBNpro – Siantar
Pemko Siantar dibantu Polres Siantar rubah arah arus lalulintas (lalin) sejumlah jalan diseputaran Plaza Ramayana pada Mei 2019 yang lalu. Itu dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan. Hanya saja, hal itu disebut berdampak terhadap penurunan omset Ramayana hingga mencapai Rp 3 miliar.
Sementara disisi lain terungkap, salah satu penyebab kemacetan diseputar Ramayana adalah keberadaan sejumlah loket (halte) bus didekat Ramayana. Sebab, seiring dengan keberadaan loket tersebut, membuat tidak sedikit bus yang melintas dan mangkal didekat Ramayana. Diantaranya, bus Intra di Jalan Patimura, bus PMH dan Berlian Baru di Jalan Sangnaualuh.
Hal lainnya yang juga mempengaruhi kemacetan yang diungkap pada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPRD Siantar dua hari lalu adalah posisi pintu masuk SD Negeri 122350.
Beranjak dari kondisi itu, pakar tata ruang dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sultan Agung, Robert Tua Siregar PhD, Sabtu (02/11/2019) menegaskan, kebijakan mengubah arus lalulintas yang dilakukan Pemko Siantar bersama Sat Lantas Polres Siantar sudah tepat.
Karena kebijakan pengalihan arus lalin itu berhasil mengurai kemacetan diseputaran Ramayana, bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Sehingga, Dr Robert Tua Siregar meminta ketegasan Pemko Siantar terhadap loket bus beserta bus yang mangkal dan melintas diseputaran Ramayana. Termasuk, Pemko juga harus tegas terhadap taksi dan pangkalannya yang tidak begitu jauh dari Ramayana.
Bahkan, Robert lebih jauh meminta, agar ketegasan itu tidak hanya diseputaran Ramayana. Melainkan, juga dilakukan di pusat kota dan kawasan “Parluasan”. Sehingga penataan terminal yang ada di Tanjung Pinggir, juga menjadi kebutuhan yang harus disegerakan.
“Dalam skema manajemen transportasi, apa yang dilakukan oleh Sat Lantas sudah dapat mengurai kemacetan. Untuk itu, agar Pemko dapat hadir dengan tegas atas keberadaan halte bus atau taksi yang ada di pusat kota, juga penataan terminal yang ada di Tanjung Pinggir. Jika memang perlakuan terhadap halte pembantu yang ada di pusat kota, dan parluasan tidak segera diatasi secara bersamaan, kebijakan ini akan bias. Untuk itu apa yg sudah berjalan saat ini agar bisa mengurai kemacetan sudah benar,” papar Robert Tua Siregar.
Untuk itu, Robert Tua menyarankan sejumlah solusi yang layak dilakukan Pemko Siantar. Diantaranya, Robert menilai, keberadaan seluruh halte (loket bus) pembantu di pusat kota agar keberadaannya ditiadakan.
Kemudian, agar Ramayana merubah pintu masuk utamanya. Yakni, menjadi di Jalan Pantoan. Yang terakhir Robert menyarankan, agar pintu masuk SD Negeri 122350 dari Jalan Merdeka, dan SMA Negeri 4 dari arah Cafe OH 5.
Hal itu diyakini Robert Tua Siregar dapat menjadi “win-win solution” terhadap insvestasi dan kebutuhan publik akan kenyamanan saat berlalulalang di seputaran Ramayana.
Editor: Purba
Discussion about this post