SBNpro – Simalungun
Untuk menggerakkan kembali roda perekonomian, termasuk dari sektor pariwisata, pemerintah pusat berlakukan konsep new normal, guna menghadapi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Peluang itupun “ditangkap” sejumlah daerah.
Salah satu pemerintah daerah yang “menangkap” peluang itu adalah Pemkab Simalungun, dengan melaksanakan konsep new normal di Parapat, Kabupaten Simalungun, sebagai upaya untuk menghidupkan kembali geliat pariwisata di kawasan wisata Danau Toba.
Demi menggeliatkan kembali pariwisata di kawasan Danau Toba, khususnya Parapat, Pemkab Simalungun melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Simalungun telah menggelar sosialisasi tentang konsep new normal yang mengedepankan protokol kesehatan.
Sosialisasi disertai simulasi new normal di Parapat sudah dilakukan pada 31 Mei 2020 yang lalu. “Pasca dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan Simulasi pelaksanaan New Normal, uji coba dilakukan,” ungkap Ketua GTPP Covid-19 Simalungun yang juga Bupati Simalungun, JR Saragih melalui Humas GTPP Covid-19 Simalungun, Akmal Siregar, lewat siaran pers elektronik (WA) yang diterima SBNpro.com, Jumat (05/06/2020).
Dari sosialisasi dan simulasi itu, sebut Akmal Siregar, membuat masyarakat dan stakeholder pariwisata menjadi paham akan pentingnya konsep new normal dengan tetap melakukan protokol kesehatan. Kini, lanjut Akmal, para pelaku usaha pariwisata telah menyatakan dukungannya untuk pelaksanaan new normal di Parapat.
“Pelaku pariwisata secara bersama menyampaikan apresiasi yang tinggi, khususnya kepada JR Saragih selaku Bupati dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Simalungun, bersama Forkopimda Kabupaten Simalungun, yang telah menggelar kegiatan sosialisasi, serta meninjau langsung kesiapan para pelaku jasa sektor pariwisata di Parapat dalam pelaksanaan new normal,” ujar Akmal.
Para pelaku usaha itu, sebutnya, sebagaimana disampaikan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Simalungun. Persisnya, dukungan itu disampaikan Sekretaris PHRI Simalungun, H Rahimal K Noor SFil.
Dikatakan Akmal, para pelaku pariwisata itu memahami, kalau masyarakat Parapat berharap, industri pariwisata kembali bergeliat. Karena sangat banyak warga Parapat yang menggantungkan hidupnya dengan membuka usaha perhotelan dan restoran. Yang mana sebelumnya, sektor pariwisata sangat lesuh, karena terdampak pandemi Covid-19.
“Kalau boleh dipakai istilah seperti ikan yang diangkat dari dalam air, nafas ini bukan saja cengap cengap, tapi sudah sampai dikerongkongan, megap megap mengharapkan oksigen. Karena seperti itulah ilustrasi kondisi pelaku wisata didaerah pesisir Danau Toba, terkhusus di daerah parapat, ucap Akmal meniru ungkapan salah satu pelaku pariwisata di Parapat.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi saat ini, banyak pekerja di sektor pariwisata menjadi warga miskin baru. Sebab mereka tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan. “Sudah jelas, disatu sisi, karyawan yang kehidupan ekonominya berharap dari satu bulan kesatu bulan berikutnya, maka bulan selanjutnya akan menjadi miskin, sementara pengusaha, kalau lebih dari dua atau tiga bulan, akan menjadi warga miskin baru,” paparnya.
Masih melalui siaran pers elektronik itu, salah seorang pengusaha Restoran/Rumah Makan Silaturahim, Zuraini Helny Siregar menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada JR Saragih, karena telah memprakarsai dalam upaya menghidupkan kembali sektor pariwisata di Parapat.
Katanya, mereka bukan hanya diperintah, namun juga dipandu oleh petugas Satpol PP dan Camat Girssip.ang Sipanganbolon. Dalam hal ini, dipandu dalam melaksankan konsep new normal, dengan mematuhi protokol kesehatan.
Sehingga, pelaku usaha harus menjalankan protokol kesehatan sebagai prasyarat untuk menjalankan usahanya di suasana new normal. Diantaranya, penyiapan tempat cuci tangan, memakai masker, pembatasan jumlah tempat duduk di restoran dan menempelkan pengumuman kapasitas tempat duduk yang semula 100 tempat duduk menjadi 35 tempat duduk. “Semoga ini memberikan keyakinan kepada pengunjung nantinya, terimakasih pak JR,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan GM Hotel Inna Parapat, Pardomuan Siregar. “Saya sudah membuat kebijakan langsung dalam mendukung new normal nantinya. Pengukuran suhu tubuh, tempat cuci tangan, penyiapan ruang tunggu, pelayanan makan ke kamar masing-masing, hingga penyiapan ruang isolasi sementara menunggu pengantaran ke RS Parapat, jika ditemukan nantinya kasus pada tamu hotel,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua GTPP Covid-19 Simalungun, JR Saragih mengatakan, Pemkab Simalungun mendukung penuh kebijakan new normal yang dicanangkan pemerintah pusat. Hal itu dilakukan, dengan menggelar uji coba atau simulasi skenario penerapan new normal.
Bupati juga mengungkap alasan uji coba new normal digelar di Parapat. Katanya, hal itu karena, Parapat merupakan daerah wisata yang terintegrasi dengan beberapa kabupaten/kota, dan tidak bisa dipisahkan, bahwa Parapat merupakan pintu gerbang ke kawasan Danau Toba.
Sehingga Pemkab Simalungun juga memahami tentang kondisi masyarakatnya yang pencariannya dari sektor pariwisata. “Dan kami pahami betul masyarakat Parapat yang notabene mata pencariannya bergantung pada sektor pariwisata,” tutur JR Saragih.
Ditegaskan JR Saragih, simulasi akan dijalankan sesuai arahan dari Presiden. Serta dikawal oleh TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan petugas medis. Hal itu demi memastikan simulasi berjalan sebagaimana yang diharapkan, agar terhindar dari gelombang kedua COVID-19.
Agar uji coba new nirmal berjalan sebagaimana yang diharapkan, sebut Akmal, sesuai arahan Ketua GTPP Covid-19 Simalungun, hari ini, Sabtu (06/06/2020), dirinya bersama Kepala Dinas Pariwisata, Resman Saragih, dan Kepala Dinas kesehatan, dr Lidia Saragih melakukan pemantauan langsung di Parapat.
Pemantauan dilakukan, berkordinasi dengan PHRI, penyedia souvernir dan jasa transportasi, dengan mendata para petugas/pelaku jasa usaha pariwisata, guna dilakukan rapid tes secara bertahap. Rapid tes dilakukan, untuk memastikan dan memberi rasa aman serta percaya diri dari para pengunjung.
Untuk mendukung new normal di Parapat, GTPP Covid-19 Simalungun menyiapkan sejumlah fasiltas. Salah satunya, dari sektor kesehatan, RS Parapat telah menyediakan ruangan isolasi, perawatan dan ruangan bagi tenaga medis. Ruangan itu nantinya, bukan hanya untuk warga Parapat, namun juga untuk wisatawan.
Ditekankan Bupati, secara global, Simalungun ada di zona merah. Namun sesungguhnya, tidak semua wilayah di Simalungun zona merah. Karena masih banyak wilayah di Simalungun yang masih zona hijau. Sehingga uji coba di Parapat dilakukan, sembari membuat regulasi standart guna menerapkan new normal.
Editor: Purba
Discussion about this post