SBNpro – Simalungun
Niat tulus untuk mengabdi di Simalungun, benar-benar menjadi landasan Bakal Calon (Balon) Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) dalam mengikuti kontestasi Pilkada Simalungun tahun 2020 ini, bersama pasangannya Balon Wakil Bupati, Zonny Waldi.
Ia sadar, untuk bisa menjadi Bupati Simalungun harus mampu mengorbankan modal yang sangat besar. Namun ditegaskan RHS kemudian, setiap calon juga harus berani dan siap untuk tidak berniat mengembalikan modal besarnya dimasa pencalonan. Karena bagi RHS, modal besar itu bagian dari pengabdian, sehingga harus diikhlaskan.
“Inilah yang saya maksud sebagai pengabdian. Saya mengorbankan segala sesuatunya untuk membawa Kabupaten Simalungun menjadi lebih baik tanpa berharap biaya yang sudah dikeluarkan harus kembali,” ujar Radiapoh Hasiholan Sinaga di rumahnya, Senin (07/09/2020).
Keinginan untuk membangun dan mengabdi di Kabupaten Simalungun itulah yang memotivasi Radiapoh Hasiholan Sinaga untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Simalungun yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang.
Niat menjadi Bupati Simalungun, kata RHS sebagai panggilan untuk membangun kampung halaman. Sebab kata dia, untuk menjadi pemimpin, pengabdian menjadi yang utama.
Sesuaikan Dengan Keahlian
Radiapoh Sinaga juga menyampaikan, bahwa pemimpin yang baik dan profesional, akan memilih pembantu-pembantunya dengan bijak dan sesuai dengan keahliannya.
“Saya akan merasa nyaman dalam pengabdian membangun Kabupaten Simalungun, jika menempatkan setiap calon pemegang jabatan, disesuaikan dengan keahliannya,” kata suami dari Ratnawati Sidabutar ini.
Dicontohkan Radiapoh Sinaga seperti keberadaan alumni STPD (IPDN). Katanya, seorang lulusan STPDN tidak cocok ditempatkan menjadi guru, atau tidak tepat ditempatkan di bidang tehnik sipil. Karena hal itu bisa membuat kacau. “Artinya, ketika pemimpin sudah tidak benar, pasti aparat di bawahnya juga menjadi tidak benar,” katanya.
Kelak ketika rakyat memberi kepercayaan kepadanya untuk memimpin Kabupaten Simalungun sesuai amanat Pilkada 9 Desember 2020, Radiapoh Sinaga akan komit menempatkan pejabat di SKPD, yang profesional dan sesuai dengan kebutuhan maupun keahliannya.
Hapus Budaya Transaksional
Pria yang lahir dan besar dari keringat seorang petani ini mengungkapkan persoalan yang masih dihadapi Kabupaten Simalungun yaitu budaya transaksional.
Radiapoh Sinaga bersama pasangannya Zonny Waldi, akan menghapus budaya transaksional yang selama ini menjadi salah satu permasalahan di Kabupaten Simalungun, sehingga pembangunan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Menurut Radiapoh Sinaga, sesuatu yang dihasilkan dari budaya transaksional akan tidak maksimal.
“Bagaimana seseorang yang menduduki sebuah jabatan atas dasar transaksional, selama masa jabatannya akan memikirkan pembangunan. Tentu yang ada dipikirannya bagaimana mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan untuk mendapatkan jabatan,” ucap Radiapoh Sinaga.
Hal inilah, kata Radiapoh Sinaga, yang akan dihapus, diganti dengan menempatkan seseorang karena kebutuhan dan sesuai dengan keahliannya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post