SBNpro – Siantar
Pasangan suami-istri, Marlin Situmeang dan Ridayanti boru Sinaga, duduk lesu di kursi panjang halaman Rumah Sakit Tiara, Jalan Manambin, Kota Pematangsiantar, Sabtu (17/10/2020).
Keduanya belum diberi ijin oleh pihak rumah sakit untuk melihat kondisi putra sulungnya, Nopri Anto Situmeang (20) yang sedang berada di ruang ICU setelah mendapat pertolongan pertama dari dokter dan para perawat.
“Baru diberi ijin melihat jam lima,” kata Ridayanti boru Sinaga kepada wartawan, Sabtu (17/10/2020).
RHS MUKJIZAT DARI TUHAN
Kehadiran calon Bupati Kabupaten Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) di rumah mereka, di Huta Cinta Raja, Nagori Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Jawa, Jumat (16/10/2020), di luar dugaan dan tidak disangka-sangka.
Menurut Marlin Situmeang, kondisi putranya yang butuh pertolongan pengobatan dan biaya, sebelumnya sudah disampaikan kepada tim Pemenangan RHS-ZW.
“Tetapi, kami sesungguhnya tidak berani mengharap banyak. Ketika Pak RHS sudah berdiri di depan pintu, kaki saya gemetaran dan tidak tahu harus berkata apapun. Saya hanya menangis,” kata Ridayanti boru Sinaga.
Ketika RHS bersama rombongan meninggalkan rumah mereka, Ridayanti mengaku belum mampu berkata apapun. Tidak mampu mengomentari, dan hanya mendengar bagaimana tetangga menyampaikan agar mereka menyampaikan rasa syukur atas kehadiran dan perhatian dari RHS.
“RHS itu, mukjizat dari Tuhan bagi kami. Saya hanya petani biasa yang bertanam padi dengan menyewa lahan. Terus terang, kami bingung untuk memikirkan biaya pengobatan anak kami,” kata Marlin Situmeang.
KECELAKAAN DI KABANJAHE
Nopri Anto Situmeang (20), putra sulung dari empat bersaudara, hanya mengecap pendidikan hingga kelas 2 SMA.
Tiga bulan silam, Opung Jonatan Situmeang membawanya untuk bekerja di kebun jeruk di Kabanjahe, Kabupaten Tanah Karo dengan gaji harian Rp70.000 hingga Rp100.000.
Pada Selasa (13/10/2020), Nopri dibonceng temannya dengan kendaraan sepedamotor, dan malangnya terjadi kecelakaan (tabrakan).
Nopri dibawa ke rumah sakit, sementara temannya diobati dengan pengobatan tradisional.
Karena tidak ada keluarga di Kabanjahe, Ridayanti boru Sinaga memutuskan untuk membawa pulang Nopri ke Tanah Jawa.
Namun, sesampainya di Tanah Jawa, masalah perlunya dana untuk mengobati Nopri.
Pasangan suami-istri ini, sangat bersyukur dengan hadirnya RHS dan mengulurkan tangan untuk meringankan beban biaya pengobatan anaknya. (*)
Discussion about this post