SBNpro – Simalungun
Hujan deras di hulu, sebabkan banjir bandang di Nagori Rawang Pardomuan Nauli, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun dan kawasan pinggiran sungai Bahbolon, Kota Siantar, Sumatera Utara (Sumut), Senin malam (11/01/2021).
Dampak dari banjir bandang itu dilaporkan pejabat setempat, jembatan penghubung Huta Kobun dengan Huta Sabalama di Nagori (Desa) Rawang Pardomuan Nauli, Kecamatan Panei, putus.
Sementara di Kota Siantar, diperkirakan puluhan rumah (pemukiman) warga di bantaran sungai Bahbolon terendam air. Seperti di Jalan Pangaribuan Kelurahan Martimbang Kecamatan Siantar Selatan, Jalan Simbolon Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Barat dan lokasi lainnya.
Selasa pagi (12/01/2021), Bupati Simalungun, JR Saragih tinjau kondisi jembatan yang putus di Nagori Rawang Pardomuan Nauli, Kecamatan Panei. Tampak sebagian kontruksi jembatan tak lagi tersisa.
Terkait kondisi itu, JR Saragih meminta warga untuk bersabar. Karena jembatan akan segera diperbaiki. Untuk sementara, Bupati Simalungun itu memerintahkan Pangulu (Kepala Desa/Nagori) kedua nagori beserta Camat Panei, agar membangun jembatan darurat atau jembatan alternatif. Agar Huta Kobun dan Huta Sabalama di Nagori Rawang Pardomuan Nauli, dapat kembali terhubung.
Terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simalungun, Manaor Silalahi membenarkan jembatan yang putus itu merupakan penghubung (jalur) utama Huta Kobun dengan Huta Sabalama.
“Jadi, jembatan penghubung itu putus setelah dihantam banjir bandang akibat meluapnya sungai Bahkora,” sebutnya dari seberang seluler.
Katanya, BPBD Simalungun akan melakukan perbaikan terhadap jembatan. Hanya saja untuk sementara, pihak pemerintahan kecamatan dan nagori akan membangun jembatan darurat atau jembatan alternatif.
Sementara, informasi dari warga Jalan Pangaribuan, Kota Siantar menyebutkan, hingga pagi tadi, belum ada pihak BPBD Kota Siantar yang meninjau lokasi banjir bandang di Jalan Pangaribuan.
Menurut warga yang tidak ingin namanya dipublikasi ini, wilayah dekat rumahnya sangat membutuhkan bangunan tembok penahan banjir. Katanya, ada sekitar 10 meter bagian pinggir sungai Bahbolon di dekat pemukiman warga yang terbuka (tidak ada tembok penahannya). Hal itupun menjadi kecemasan warga disana. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post