SBNpro – Siantar
Anak Siantar, Anas Salim Batubara gugur saat menjalankan tugas negara. Personil Tim SAR dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Badan SAR Nasional/Basarnas) itu gugur saat melakukan pencarian terhadap korban hanyut di Sungai Batang Gadis, Kabupaten Madailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Warga Kecamatan Siantar Marihat, Kota Siantar, Sumatera Utara itu meninggal karena kelelahan, lalu hanyut saat bertugas di Sungai Batang Gadis. Peristiwa naas itu terjadi Rabu (19/05/2021) sekira jam 18.00 WIB. Ketika itu, Anas bersama rekannya sedang mencari korban hanyut, Abdul Hadi Nasution.
Kamis siang (20/05/2021), jenazah Anas Batubara dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang ada di Jalan Melanthon Siregar, Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Siantar. Selama ini, almarhum bertugas di Pos SAR Danau Toba, Parapat.
Saat di rumah duka, Kepala Kantor SAR Medan, Toto Mulyono mengatakan, almarhum menjalankan tugas, pasca Kantor SAR Medan menerima informasi korban hanyut di Sungai Batang Gadis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina.
“Kita menerima laporan dari BPBD Madina bahwasanya ada satu orang hanyut di Sungai Batang Gadis. Sesuai Tupoksi (Tugas pokok dan fungsi) Basarnas, kami mengirimkan tim rescue dari Pos SAR Danau Toba,” ucapnya.
Katanya, korban bersama rekannya menempuh perjalanan ke lokasi selama 8 jam. Tim SAR dari Pos SAR Danau Toba tiba di lokasi pencarian sekitar jam 01.38 WIB pada Rabu (19/5/2021) dini hari.
Tiba di lokasi kejadian, korban bersama rekannya berkoordinasi dengan BPBD Madina dan Brimob. Kemudian, operasi pencarian baru dilakukan pagi hari sekira pukul 08.00 WIB, dengan menelusuri Sungai Batang Gadis.
“Sampai dengan siang hari, istirahat. Siang hari itu kondisi masih normal. Pada pukul 15.00 WIB pun, kita masih melakukan broadcast seluruh Indonesia, saya menyampaikan kondisi dan situasi masih normal. Korban yang dicari belum ditemukan,” jelasnya.
Hanya saja, pada jam 17.00 WIB, lanjut Toto Mulyono, satu tim pencarian menggunakan perahu rafting alami kecelakaan, setelah perahu yang ditumpangi Anas dan rekannya berbenturan dengan batu. Ketika itu, arus air Sungai Batang Gadis cukup deras. “Karena benturan agak keras, personil yang ada di rafting tersebut jatuh ke air,” ujarnya.
Tim SAR yang terjatuh dari perahu rafting, diantaranya 3 personil dari Basarnas (termasuk Anas Batubara), seorang anggota Brimob, satu dari BPBD Madina dan seorang masyarakat, berusaha naik kembali ke perahu rafting.
Namun Anas diduga kelelahan. Ia tidak berhasil naik kembali ke perahu rafting. Rekan-rekannya sempat berusaha menolong korban untuk naik ke perahu. Namun korban terlepas dan hanyut.
“Saat mencoba menaikkan, korban terlepas dan hanyut. Teman-teman kemudian mengevakuasi ke tepi sungai dan melakukan pertolongan pertama,” tuturnya.
Setelah 20 menit kemudian, korban yang telah mendedikasikan dirinya selama 11 tahun di tim SAR itu dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah Penyabungan. Sesampainya di sana, korban dinyatakan meninggal dunia.
“Kami keluarga besar Basarnas Indonesia berduka atas kepergian rescuer terbaik kita,” ungkapnya.
Anas Batubara gugur saat bertugas, di usia 31 tahun. Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post