SBNpro – Siantar
Untuk mengumpulkan bahan dan keterangan terkait penembakan wartawan Lasser News Today, Mara Salem Harahap alias Marsal Harahap, Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) gelar pertemuan dengan sejumlah jurnalis Siantar, Selasa (22/06/2021). Pertemuan dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom.
Zoom meeting (pertemuan) diikuti Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, Pemred Siantar News 24 Jam, Rencana Siregar, Pemred Harian Mistar Rika Yoez, dan Pemred Newscorner.id, Rivay Bakkara, dengan moderator/notulen, Tama Tamba dari Komnas HAM.
Rivay Bakkara pada pertemuan itu menyampaikan hal yang ia lakukan selepas mendapat informasi penembakan Marsal Harahap. Katanya, dini hari itu, Sabtu (19/06/2021), ia bergerak menuju Rumah Sakit (RS) Vita Insani Kota Siantar.
Selama disana ia menyaksikan jasad Marsal Harahap sedang dibawa dengan ambulans untuk menuju RS Bayangkhara, Medan. Setelah itu, Rivay bergerak menuju lokasi (TKP) penembakan Marsal Harahap di Huta VII, Nagori (Desa) Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara .
Di TKP (Tempat Kejadian Perkara) penembakan, Rivay menyaksikan mobil korban sudah di police line. Disana, Rivay bertemu dengan banyak anggota Polri. Sebagian diantaranya, Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Rahmat Ariwibowo, Kapolres Simalungun, AKBP Agus Waluyo, Direskrimum Poldasu, Kombes Tatan Dirsan.
Lebih lanjut Rivay menjelaskan, dari TKP ia bergerak ke rumah korban. Di rumah korban, ia menyaksikan pihak kepolisian mengambil kamera CCTV yang ada disana.
Terkait CCTV, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mempertanyakan kepentingan Polri mengambil kamera CCTV dari rumah korban. Rivay menduga, kamera pengintai itu diambil untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan. “Untuk lidik dan sidik,” ucap Rivay.
Sementara itu, Rencana Siregar menyampaikan, terkait banyaknya saksi yang sudah diperiksa Tim Gabungan Poldasu. Rencana berharap seluruh saksi dari “hulu” hingga ke “hilir” agar diperiksa juga.
Ia berharap Polri serius bekerja demi menguak peristiwa kematian Marsal Harahap. Pada kesempatan itu, Rencana juga menyebut, sudah 34 orang saksi yang telah diperiksa.
Lebih lanjut ia katakan, Beberapa jam sebelum ditemukan tertembak, korban berada di warung tuak Jalan Rindung, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Siantar, Sumatera Utara.
Rencana menyebut empat nama yang ada di warung tuak Jalan Rindung bersama korban. Keempatnya Wnd, Kut, Ay dan Klr. Katanya, kempat nama itu telah diperiksa penyidik Poldasu.
Kemudian, Pemred Siantar News 24 Jam ini mengatakan, Kut dan Wnd pergi meninggalkan warung tuak sekira jam 20.00 WIB. Sedangkan korban, ia tidak tahu jam berapa keluar dari warung tuak tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut, Rencana berharap pihak Komnas HAM memeriksa akun facebook korban, Marsal Harahap New dan berita-berita yang disajikan Lasser News Today (Lassernewstoday). Sepengetahuan Rencana, Lasser News Today sedang menyoroti tempat hiburan malam (THM).
Pada kesempatan itu, Rencana juga menyampaikan peristiwa kekerasan jurnalis lainnya yang terjadi di Kota Siantar. Dalam hal ini, sebutnya, peristiwa pembakaran rumah mertua dari seorang jurnalis bernama Bembi Lubis. Rumah mertuanya, merupakan rumah tempat tinggal Bembi Lubis.
Bukan hanya itu, Rivay Bakkara meneruskan, sekira bulan September 2017 yang lalu, pengepungan rumah tempat tinggal almarhum Marsal Harahap, ketika itu di Perbalokan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun.
Dikisahkan Rivay, ketika itu ia melihat postingan FB dari akun FB Marsal Harahap, yang berisi tentang meminta bantuan, karena rumahnya dikepung orang tak dikenal (OTK).
Beranjak dari hal itu, malam itu sekira jam dua dini hari, Rivay bersama Tony Damanik dan Rahma Harahap berangkat ke rumah Marsal di Perbalokan. Lalu Marsal pun berhasil mereka evakuasi ketika itu.
Kekerasan terhadap jurnalis Tri Aditia juga disampaikan Rivay Bakkara pada pertemuan virtual dengan Komnas HAM tersebut. Ketika itu, Tri dianiaya sejumlah oknum sipil, terkait dugaan pembalakan hutan.
Terkait informasi kekerasan terhadap jurnalis yang disampaikan para jurnalis di Siantar, membuat Ketua Komnas HAM Taufan Damanik terkejut.
“Cukup tinggi kekerasan terhadap wartawan di Siantar – Simalungun. Di daerah lain ada, tapi tidak sebanyak di Siantar,” ucap Raufan Damanik, sedikit terkejut.
Dikatakan Taufan Damanik, jurnalis harus dilindungi. Komnas HAM akan mengawasi tugas Polri, sebagaimana MOU antara Polri dan Komnas HAM.
Untuk itu, sebut Taufan Damanik, Komnas HAM akan turun ke Siantar dan Simalungun, guna mengumpulkan bahan dan keterangan secara langsung.
Sehingga, sebut Tama Tamba, Komnas HAM nantinya akan meminta bantuan jurnalis untuk menemukan pihak yang berhubungan dengan penembakan Marsal Harahap. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post