SBNpro – Siantar
Pimpinan Cabang (PC) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Siantar gelar seminar peningkatan pemahaman bahaya narkoba dan pencegahannya, serta tata cara memperkecil penularan Covid-19, Sabtu (11/09/2021).
Seminar digelar di Gedung MUI Kota Siantar, Jalan Kartini. Pelaksanaan seminar difasilitasi Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama PC MUI Kota Siantar, serta Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Ulama PC MUI Kota Siantar, Arif Siregar sebagai Ketua Panitia Seminar.
Selepas pembukaan, Ketua Panitia Seminar, Arif Siregar didampingi Sekretaris Panitia, Zulkifli Lubis mengatakan, melalui seminar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman remaja islam sebagai generasi muda bangsa, sehingga nantinya dapat menghindari narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
Kemudian, lanjut Arif Siregar, seminar juga digelar untuk memberikan pemahaman tentang Covid-19, dan tata cara menekan penyebaran Covid-19 di Kota Siantar.
Dijelaskan Arif Siregar, peserta seminar sekira 40 remaja islam yang berasal dari Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Siantar, dan remaja islam lainnya.
“Agar anak muda betul-betul disiplin, dan tidak terlibat narkoba. Lalu menjadi garda terdepan untuk membantu BNN dan polisi dalam memberantas narkoba. Serta, remaja islam juga bisa menekan penyebaran Covid-19,” ucap Arif Siregar.
Adapun narasumber pada seminar kali ini, sebut Sekretaris Panitia, Zulkifli Lubis, diantaranya Kepala BNN Kota Siantar Tuangkus Arianja, Kasat Narkoba Polres Siantar AKP Kristo Tamba, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kota Siantar, Daniel Siregar dan Farhan Zamzamy dari Gerakan Nasional Anti Narkoba MUI Kota Siantar.
Sementara itu, disela-sela acara pembukaan, Ketua PC MUI Kota Siantar Drs M Ali Lubis, saat menyampaikan arahan dan bimbingannya mengingatkan tentang bahaya narkoba dan pentingnya mematuhi protokol kesehatan (prokes).
“Untuk menghindari Covid-19, kita harus menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan memakai masker,” ucap M Ali Lubis.
Dikatakan “Ayahanda” M Ali Lubis, negara Indonesia sangat luas. Untuk itu dibutuhkan pemimpin yang cerdas dalam memerangi penyalagunaan dan peredaran narkoba.
Apalagi kondisi saat ini, Indonesia darurat narkoba. Sehingga diperlukan kerja sama yang baik dalam melakukan pemberantasan narkoba.
Terkait bahaya narkoba, Ketua PC MUI Kota Siantar ini mencontohkan kasus pembunuhan Ketua PC MUI Labuhanbatu Utara. Dimana, Ketu MUI Labuhanbatu Utara dibacok hingga tangannya putus, oleh oknum yang sebelumnya mengkonsumsi narkotika jenis sabu.
Untuk itu, remaja islam yang menjadi peserta seminar diharapkan “Ayahanda” M Ali Lubis agar mengikuti acara seminar dengan tekun, dan berdiskusi dengan baik.
“Jadi anak-anak ikuti aturan. Ikuti acara diskusi dengan baik. MUI harus bersama-sama memberantas narkoba. Karena MUI itu tenda besar rumah islam. Sehingga, jangan sampai masuk yang tidak baik ke bangsa ini,” pintanya.
Selepas menyampaikan bimbingan dan arahan, Ketua PC MUI Kota Siantar, Drs M Ali Lubis membuka acara seminar, dengan mengajak seluruh peserta dan hadirin yang ada untuk mengucapkan “basmalah”.
Sementara itu, pada momen seminar, narasumber Farhan Zamzamy menyampaikan proses lahirnya lembaga Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (Ganas Annar – MUI).
Katanya, pada September 2016, Komite Ganas Annar melakukan rapat lerja nasional (rakernas) pertama. Pada rakernas itu, nama Komis Ganas Annar Pusat diganti menjadi Ganas Annar – MUI. Dan lembaga itu menjadi salah satu lembaga otonomi di DP MUI.
Untuk berjuang mewujudkan misi dan visinya, Ganas Annar – MUI, lanjut Zamzamy, memiliki empat bidang kepengurusan. Diantaranya, kepengurusan dibidang penyusunan modul dan pelatihan, sosialisasi dan edukasi, rehabilitasi dan pemberdayaan, serta humas, publikasi dan dokumentasi.
Kemudian, kata Farhan, Ganas Annar – MUI juga dibentuk di tingkat provinsi dan kabupaten kota yang ada di negeri ini. Termasuk, Ganas Annar – MUI, juga ada di Kota Siantar.
Terbentuknya Ganas Annar – MUI, diharapkan dapat menghimpun dan mengaktualisasikan potensi ormas remaja, pelajar dan mahasiswa untuk menjadi ujung tombak pencegahan peredaran dan penyalagunaan narkoba.
“Sekaligus menjadi benteng kokoh umat islam dan bangsa dalam mencegah merasuknya narkoba ke sendi-sendi kehidupan kaum muda dan masyarakat,” tandas Farhan Zamzamy.
Sedangkan pada saat pelaksanaan seminar, panitia tampak sangat memperhatikan protokol kesehatan. Seperti jumlah peserta yang tidak lebih dari 50 orang, jarak peserta dan narasumber diatur sedemikian rupa. Dan handsanitizer juga tersedia, serta seluruh yang hadir mengenakan masker.
Editor: Purba
Discussion about this post