SBNpro – Simalungun
Tekadnya kuat. Keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan langkahnya untuk meraih prestasi. Dialah Rosa Simanjuntak, gadis berusia 21 tahun ini, hanya putri seorang petani. Namun siapa sangka, prestasinya di dunia wushu terbilang cemerlang. Juara nasional kelas 52 kg, baru saja diraihnya dari Jakarta. Target selanjutnya, mengharumkan nama bangsa di pentas Asian Games.
Saat ditemui media ini di kediamannya di Nagori Janggir Leto Dusun Bongbongan, Kamis (28/12), gadis berambut pendek yang akrab dipanggil Ocha ini, tak kuasa membendung linang air mata saat mengisahkan perjalanan meraih prestasi itu.
“Aku awalnya bang hanya latihan sendiri dengan menendang karung goni berisi pasir. Selain dilarang, faktor keadaan orang tuaku yang kurang mampu tidak sanggup untuk membiayai latihan di luar. Orangtuaku hanya petani bang,” ujar Ocha yang sesekali terlihat menyeka air mata yang merembes ke pipinya,
Perjuangan untuk mengembangkan bakat alami dalam dirinya, mulai terbuka lebar saat Ocha melanjutkan pendidikan di SMU Maria Goretti. Di sekolah yang terletak di Jl Bahagia Pematangsiantar itu, wushu, menjadi pilihan ekstrakurikurelnya. Dari sasana inilah titik awal perjuangan Ocha.
“Bersama sasana tersebut aku memulai kompetisi dari bawah seperti kejuaraan-kejuaraan junior di daerah maupun provinsi. Puji Tuhan, berkat latihan yang gigih, pada tahun 2014 aku berhasil menyabet juara di Kejuaraan Wushu Junior Putri Provinsi Sumatera Utara,” bebernya.
Bermodalkan prestasi yang ditorehkan di kejuaran junior itulah, Ocha mengikuti seleksi daerah untuk persiapan pra PON hingga dia meraih medali emas di PON Jawa Barat pada tahun 2016.
Medali emas itu pula yang menghantarkan langkah putri pasangan P Simanjuntak dan E br Sihombing ini, masuk pra-platnas Asian Games di Jakarta sebelum dikukuhkan menjadi atlet Platnas Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Sebelumnya, dia juga telah meraih juara nasional di kelas sanda 52 kg, tepatnya bulan September kemarin.
Selama mengikuti training centre platnas di Jakarta, Ocha mengatakan banyak mendapatkan pengalaman yang manis maupun pahit. Pengalaman manis itu di antaranya, bisa merasakan dilatih oleh pelatih profesional dari luar negeri dan mendapat latih tanding dari berbagai negara. Seperti di bulan November lalu, Ocha berangkat ke Rusia untuk mengikuti kejuaran dunia wushu. Di sana dia mendapat peringkat 8 dunia kelas sanda 52 kg.
“Kalau pengalaman pahitnya, ya jauh aja bang dari keluarga dan tidak bisa pulang sebelum ada cuti dari platnas,” ujar anak ke dua dari enam bersaudara itu.
Ditanya soal lawan tangguh yang akan dihadapinya di Asian Games nanti, Ocha yang baru pertama kali masuk sebagai atlet Platnas Asian Games mengakui, tim dari negara Iran akan jadi lawan tangguh. Saat bertemu di kejuaraan internasioanl di Rusia lalu, postur badan mereka yang tinggi semakin komplit dengan kemampuan, yang menurut Ocha, di atas rata-rata.
“Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin membawa pulang medali emas, karena itu sudah menjadi target yang dibebankan sama kami,” ujar Ocha dengan senyum penuh semangat.
Ocha yang mendapat cuti sampai tanggal 2 Januari 2018, memohon doa restu dari seluruh warga Simalungun dan Pematangsiantar, agar mampu memberikan yang terbaik dalam ajang Asian Games 2018 di Jakarta.
Penulis : Fernando Parhusip
Editor :Sitanggang
Discussion about this post