SBNpro – Siantar
Pada 24 April 2022 kemarin, Kota Siantar genap berusia 151 tahun. Hari ulang tahun (HUT) kota itupun diperingati melalui sidang paripurna DPRD Kota Siantar, hari ini, Senin (25/04/2022).
Setelah paripurna, peringatan HUT Kota Siantar ke 151 dilanjutkan dengan ziarah ke “zorat” (makam) Raja Siantar yang terletak di Pematang, Kelurahan Simalungun, Kecamatan Siantar Selatan.
Hadir pada sidang paripurna dan ziarah, diantaranya, Plt Walikota Siantar dr Susanti Dewayani SpA, Ketua DPRD Timbul Marganda Lingga, Wakil Ketua DPRD Ronald Darwin Tampubolon, unsur Forkopimda dan lainnya.
Pada sidang paripurna, Ketua DPRD Timbul Marganda Lingga SH mengatakan dasar penetapan hari jadi Kota Siantar yang ditetapkan melalui hari lahir Raja Siantar Sang Naualuh Damanik pada 24 April 1871.
Katanya, Sang Naualuh Damanik merupakan Raja Siantar terakhir. “Raja Sang Naualuh raja terakhir dari kerajaan Siantar yang paling gigih menentang dan menolak kebijakan Belanda, sehingga beliau dibuang dan diungsikan ke Bengkalis Provinsi Kepulauan Riau hingga wafat di sana,” ucap Timbul.
Selanjutnya, Timbul juga menyampaikan 8 sifat luhur (poda) dari Raja Siantar Sang Naualuh Damanik. Dimana, lanjut Timbul, 8 sifat itu masih dipegang dan menjadi pelajaran turun temurun bagi generasi (masyarakat) Kota Siantar.
Delapan sifat itu diantaranya, pengasih, pelayan, jujur, berani, bertanggungjawab, teguh pendirian, saling menghormati, dan saling membangun.
Sementara itu, Plt Walikota dr Susanti Dewayani SpA dalam sambutannya menyampaikan rangkaian kegiatan yang telah dilakukan Pemko Siantar menjelang HUT Kota Siantar ke 151.
Dimana, satu pekan yang lalu, ia bersama aparatur Pemko Siantar berziarah ke makam Raja Sang Naualuh di Bengkalis, Provinsi Riau. Serta mengunjungi tempat Raja Siantar tersebut dipenjara Belanda.
Susanti juga mengatakan, saat di Bengkalis, terjalin kesepakatan antara Pemko Siantar dengan Pemkab Bengkalis. Dimana kedua pemerintah daerah itu akan mengusulkan Raja Siantar Sang Naualuh Damanik sebagai pahlawan nasional.
Tak lupa, Susanti mengingatkan, bahwa Kota Siantar sudah sejak lama memiliki nilai-nilai toleransi. Nilai-nilai toleransi tersebut, sejak zaman dahulu telah dipelopori Sang Naualuh Damanik.
“Nilai-nilai toleransi di Kota Pematangsiantar sudah lama ada, dan dipelopori oleh Raja Sang Naualuh Damanik kepada masyarakat Siantar,” ungkapnya.
Hal itu ditandai dengan nama perkampungan (saat ini kelurahan) di Kota Siantar yang menggambarkan keberagaman. Seperti Kampung Melayu, Bantan, Banjar, Karo dan Kampung Kristen.
“Ini menunjukkan bahwa Kota Pematangsiantar sejak dari dulu adalah kota yang sangat toleransi,” sebut Susanti Dewayani. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post