SBNpro – Siantar
Timbul Sialagan tampaknya sudah mengikhlaskan kepergian anaknya David Sialagan (DS). Saat ditemui sejumlah jurnalis, Selasa (10/05/2022), ia terlihat lebih kuat dari beberapa jam sebelumnya.
Hari Minggu (08/05/2022) kemarin, anaknya menjadi korban pembunuhan di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. Saat itu, DS sedang menimba ilmu di Kota Yogyakarta sebagai mahasiswa di Institut Seni Indonesia (ISI).
DS ditusuk secara berulang dengan pisau di Jalan Raya Seturan, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, setelah DS tidak kuat menyaksikan rekannya Tegar Imam Prakarsa (TIP) yang lebih dahulu ditikami disana.
Hanya saja, beranjak dari peristiwa tragis di Yogyakarta tersebut, Timbul Sialagan menyampaikan rasa khawatir sejumlah orangtua di Siantar yang anaknya masih kuliah di Yogyakarta.
Mereka khawatir terhadap keamanan dari anak-anak mereka masing-masing. “Orangtua-orangtua itu trauma,” ucap Timbul Sialagan.
Itu dirasakan Timbul, saat para orangtua itu melayat DS di rumahnya. Para orangtua itu menyampaikan kehawatiran mereka terhadap keberadaan anak mereka.
“Aku orang tua si ini, kawan si David di Jogja (Yogyakarta). Aku orang tuanya si ini. Aku orang tuanya si ini. Mereka semuanya trauma,” ungkap Timbul.
Rasa khawatir dari para orangtua itulah yang membuat Timbul menaruh rasa kasihan terhadap Yogyakarta. Timbul takut citra kota pelajar dan wisata tersebut menjadi buruk.
Untuk itu, pemerintahan dan kepolisian disana diminta melakukan langkah antisipasi. “Kasihan dengan Yogyakarta,” tuturnya.
Menurutnya, kematian dua pemuda disana, termasuk putranya yang berstatus mahasiswa, bisa menjadi ancaman bagi masyarakat yang memiliki usaha (mata pencarian/bisnis) yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Seperti usaha laundry, rumah kos, warung makanan dan usaha lainnya, bisa terancam gulung tikar, bila citra Yogyakarta sebagai kota pelajar, buruk dari sisi keamanan.
“Masyarakat di sana hidup bersama pelajar dan mahasiswa luar daerah. Kesan itu dibangun cukup lama. Jangan sampai kondisi ini menjadi kekhawatiran orangtua dan pelajar untuk fokus belajar di Jogja,” kata Timbul.
“Apalagi, beberapa mahasiswa yang mengambil studi yang fokus pada praktik. Masih sering memanfaatkan waktu hingga larut malam. Jangan sampai mereka tidak aman dan tidak nyaman di sana,” ujar Timbul.
Mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Siantar ini mengatakan, ia tak berharap banyak dari pengungkapan kasus anaknya. Karena anaknya tidak akan pernah kembali ke dunia.
Harapan Timbul, keamanan pelajar di Yogyakarta ditingkatkan. Agar tidak ada lagi pelajar yang menjadi korban. “Jangan lagi ada Davi-david lainnya yang jadi korban,” serunya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post