SBNpro – Siantar
Puting beliung landa Kota Siantar, Sabtu (06/08/2022) sekira pukul 15.08 WIB. Bencana pun tercipta di kota itu. Diperkirakan, ratusan bangunan pemukiman, gedung sekolah dan bangunan lainnya, rusak berat, sedang dan ringan.
Sedikitnya puluhan pohon tumbang, bilboard tumbang, mobil dan sepeda motor rusak. Dan teranyar diketahui, satu warga Kota Siantar meninggal, dan satu sekarat, dampak dari terpaan puting beliung.
Namun, di saat suasana bencana masih sangat terasa, Plt Walikota Siantar dr Susanti Dewayani SpA lebih memilih meninggalkan warganya yang sedang terluka, untuk mengikuti Rakernas Apeksi VI di Kota Padang, Sumatera Barat.
Minggu (07/08/2022), Plt Walikota Siantar sudah berada di Kota Padang. Sesuai informasi yang diperoleh dari Pemko Siantar, Rakernas Apeksi VI akan berlangsung hingga 10 Agustus 2022 nanti.
Bukan hanya Susanti, sejumlah camat di Kota Siantar juga berada di Kota Padang, guna mengikuti kegiatan Apeksi. Diduga seluruh camat se Kota Siantar berada di Padang saat ini, Senin (08/08/2022).
Seperti Camat Siantar Sitalasari, Syarul Ramadhan Pane, saat dihubungi SBNpro Minggu (07/08/2022) terkait dua warganya yang terserang DBD (Demam Berdarah Dengue), mengaku sedang berada di Padang.
Begitu pula dengan Camat Siantar Barat Pardomuan Nasution. Ketika kantornya didatangi hari ini, untuk mempertanyakan data bencana puting beliung di Siantar Barat, oleh stafnya bermarga Malau menyebut, kalau Pardomuan sedang berada di Padang.
Saat diharapkan dapat bertemu dengan Sekcam, agar data bencana dapat diperoleh, staf bermarga Malau itu mengatakan Sekcam Siantar Barat lagi sakit. Begitu juga dengan Kasi Trantibnya, juga disebut sakit.
Sehingga data bencana tidak bisa diperoleh dari Kantor Camat Siantar Barat. Kata staf bernarga Malau itu, data bencana sudah dikirim ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar.
Camat lain, Camat Siantar Utara Irwansyah Saragih. Pria berkulit putih ini mengaku sedang berada di Padang, saat dihubungi jurnalis melalui telepon seluler, hari ini, Senin (08/08/2022).
Padahal, lokasi yang tergolong cukup banyak terkena dampak bencana puting beliung yang terjadi kemarin lalu, ada di wilayah Kecamatan Siantar Barat dan Siantar Utara.
Sementara, salah satu Kabid di BPBD Kota Siantar yang menangani rehabilitasi bangunan gedung, Jamson Sitorus mengatakan, dirinya belum ada menerima data kerusakan bangunan gedung dari lurah.
“Kalau samaku belum ada. Tapi belum ku cek kesana,” ucap Jamson Sitorus sambil jarinya menghunjuk salah satu ruangan, serta sembari bermain game Higs Domino, dengan sub game Fafa.
Sedangkan Kabid lainnya, Agustina Sihombing menyebut, kalau dirinya sudah ada menerima data tersebut.
Kata Jamson Sitorus, nanti setelah pendataan, BPBD akan mengajukan kegiatan tanggap darurat (bencana) kepada Plt Walikota Siantar, agar bantuan dapat diberikan kepada korban bencana puting beliung.
Namun kapan hal itu bisa diajukan, mereka tidak memberikan jawaban pasti. “Mungkin hari ini (Plt Walikota Siantar), pulang,” ucap Agustina Sihombing.
Di saat Plt Walikota Siantar dan sejumlah camat sedang berada di Kota Padang, warga Kota Siantar yang menjadi korban puting beliung, sedang menangis. Korban “menjerit”, berharap perhatian Pemko Siantar dengan segera.
Seperti yang dialami sejumlah korban puting beliung di Jalan Nagur, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara. Diantaranya, Rani (48) dan Rina Marianti Saragih (40), keduanya warga Jalan Nagur, Gang Inpres.
Sambil menangis, Rani menyampaikan keluhannya. Suaminya bekerja sebagai buruh bengkel. Hari ini terpaksa tidak bekerja, untuk berupaya memperbaiki dan membersihkan rumah tempat tinggal mereka.
Sebagian besar, atap rumah tempat tinggal Rani dan Rina Marianti Saragih, sudah tidak ada lagi, karena diterbangkan angin kencang. Sebagian brotinya, juga sudah tidak lagi ada. “Tapi uang kami gak cukup untuk memperbaikinya,” katanya.
Rani dan Rina, masing-masing memiliki 4 anak. Untuk sementara, harus mengungsi ke rumah saudara mereka. “Numpang tidurlah dirumah saudara. Sudah dua malam ini,” ucap Rani, sambil menitikkan air mata.
Bahkan anaknya yang nomor 4, hari ini tidak bisa berangkat ke sekolah. Karena sepatu dan pakaian sekolahnya sudah tidak lagi ada di rumahnya.
“Yang kecil ini masih SD. Gak sekolah hari ini. Baju dan sepatunya gak tahu entah kemana,” ujar Rani, lalu menambahkan, mereka sangat berharap bantuan dari pemerintah.
Hingga saat ini, bantuan dari pemerintah sama sekali belum ada diterima oleh korban bencana puting beliung di Jalan Nagur, Gang Inpres. “Ngeri kalilah kami ini, Pak,” keluhnya.
Korban lainnya, masih di sekitar Jalan Nagur, kali ini di Gang Lestari, juga mengaku belum ada menerima bantuan dari Pemko Siantar. Parahnya lagi, pihak Kelurahan Martoba, belum ada mendatangi korban.
“Belum ada bantuan dari pemerintah. Pihak kelurahan pun belum ada kesini,” ucap seorang ibu rumah tangga Boru Siagian, yang atap rumahnya berterbangan saat puting beliung melanda.
Boru Siagian ini mengatakan, sudah dua hari ini, ia bersama keluarganya tidur di teras rumahnya, dengan terpal sebagai penghalang dinginnya malam. “Dua malam ini, kamis tidur disinilah,” katanya, sambil menunjuk teras rumahnya, dengan raut wajah yang tampak sedih.
Warga setempat yang aktif pada sejumlah organisasi kepemudaan, J Pakpahan, meminta Pemko Siantar untuk segera memberikan perhatian. Karena masyarakat yang terdampak, umumnya kurang mampu.
“Bayangkan saja, mereka tidurnya di teras. Ada juga yang mengungsi. Jadi mereka ini sangat butuh bantuan,” tutur J Pakpahan, sembari mengatakan, buku-buku sekolah dari anak mereka juga basah.
J Pakpahan juga merasa kecewa dengan Plt Walikota. Sebab, ketika dampak bencana puting beliung masih sangat dirasakan, namun Plt Walikota dan camat memilih meninggalkan Kota Siantar, satu hari setelah puting beliung melanda.
“Kesal rasanya. Saat warga butuh perhatian serius, pemimpinnya malah pergi ke Padang. Pendataannya ini pun, kami gak tahu, sudah didata atau belum oleh BPBD,” tandasnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post