SBNpro – Siantar
Hujan deras di Kota Siantar pada Jumat malam (28/10/2022) sebabkan longsor terjadi di sejumlah lokasi. Seperti di Jalan Siak, Kelurahan Martoba, Kecamata Siantar Utara dan di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Bah Kapul.
Di Jalan Siak, longsor terjadi, diduga tidak terlepas dari tindakan pengusaha (Pengembang) Kavling Bersama yang melakukan pemerataan dan pengorekan lahan.
Longsor sudah berulang terjadi di Jalan Siak ujung tersebut. Bila sebelumnya jalan setapak yang ada di sana masih sebatas terancam rubuh, Jumat malam itu, jalan setapak yang ada, rubuh. Karena ikut terseret longsor.
Dampak lainnya, jumlah rumah warga yang terancam rubuh, menjadi bertambah, bila dibandingkan dengan dampak longsor sebelumnya. Bahkan, bagian depan (teras) rumah Prayetno, sudah terseret longsor.
“Rumah saya juga rusak karena teras sudah longsor dan dinding teras juga rusak,” ujar Prayetno, sembari berharap agar pengembang Kavling Bersama bertanggung jawab.
Sementara di Jalan Viyata Yudha, Jumat malam itu sekira jam 21.30 WIB, bangunan tembok penahan ambruk. Lalu menimpa tiga rumah yang ada dibawahnya. Dua rumah diantaranya alami kerusakan yang cukup parah. Ketiga rumah itu dihuni keluarga Marlon Damanik, Yahya Damanik dan Sopian.
Hingga hari ini, Senin (31/10/2022), masih banyak bahan material yang belum terevakuasi. Dampaknya, rumah yang dihuni Yahya Damanik dan Marlon Damanik, masih terisolasi. Sedang mobil Avanzah milik Marlon, masih tertimbun longsor.
Proses evakuasi masih berlangsung, dengan menggunakan alat berat dan truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Siantar.
Ditemui di lokasi, Yahya Damanik mengatakan, saat tembok rubuh, ia sedang berada di kamar rumahnya. “Gak tahu aku kalau tembok itu yang longsor. Lagi di kamar, aku sempat mengira ada perang. Karena suaranya dar, dar, dar, gitu kudengar,” ucap pria berusia 66 tahun ini.
Yahya tahu tembok itu longsor, setelah ia membuka pintu rumahnya. Ia melihat bagian depan rumahnya dipenuhi bahan material tembok yang rubuh. “Untung ada pilar (tiang penyangga) ini. Kalau tidak, mungkin kamar ini (kamar tempatnya tidur) sudah jebol terkena (hantaman) pagar ini,” ujarnya.
Bangunan tembok penahan yang rubuh, letaknya sekira 3,5 hingga 4 meter dari depan rumah Yahya Damanik dan Marlon Damanik. Sedangkan sebelum rubuh, tembok itu cukup tingggi. Diperkirakan lebih dari 4,5 meter. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post