SBNpro – Siantar
Dampak dari tambang liar jenis galian C, kerusakan alam (lingkungan) di pinggiran sungai Bah Hapal, Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Siantar, Sumatera Utara, semakin memprihatinkan.
Lokasi tambang liar, jauh dari asri. Pinggiran sungai sudah tampak gersang, seiring dengan penambangan batu padas yang diduga dilakukan oleh pekerja dari oknum SP.
Bahkan batu kerikil dari dalam sungai, juga diduga turut ditambang secara liar. Dugaan itu, tampak dari banyaknya tumpukan batu kerikil yang “menggunung” di (Jalan) Outer Ring Road Kelurahan Tanjung Tongah, yang tidak begitu jauh dari lokasi tambang liar. Persisnya, beberapa puluh meter di depan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Hawila.
Informasi yang dihimpun, praktik galian C liar di pinggiran Sungai Bah Bolon Tanjung Tongah, sudah berlangsung lama. Bahkan beberapa tahun yang lalu, sudah pernah digrebek aparat kepolisian.
Terlepas dari penggrebekan beberapa tahun lalu, hari ini, Selasa (27/02/2024), lokasi itu kembali digrebek aparat kepolisian. Dalam hal ini, oleh Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu).
Amatan SBNpro, tampak 5 pria berpakaian sipil mengaku dari Poldasu, sedang berada di lokasi tambang. Salah satu dari mereka menyebut, penggrebekan dipimpin oleh Kanit (Kepala Unit) bernama Muliadi. Ia meminta jurnalis untuk menemui Muliadi di Kompi B Brimob Siantar.
Sedangkan keberadaan mereka yang masih di lokasi tambang liar, guna menunggu operator alat berat (beko), agar alat berat tersebut dapat dibawa untuk diamankan.
Informasi dari pria lainnya menyebut, dari penggrebekan, 3 orang diduga pekerja dan pemilik tambang liar, sudah diamankan sebelum sejumlah jurnalis tiba di lokasi penggrebekan.
“Sekarang mereka (petugas) menunggu supir yang bisa membawa alat berat ke Brimob,” ucap pria lainya tersebut. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post