SBNpro – Simalungun
Munculnya dukungan dari beberapa pimpinan gereja terhadap jagoannya dalam kontestasi Pilkada tidak sepenuhnya didukung umat Kristen. Kritik pedas terhadap pemimpin gereja yang melibatkan lembaga itu ke ranah politik, diutarakan anak sulung pendiri GPDI Jehova Jireh yang berada di Kabupaten Asahan dan Kota Medan, Andrew Tigor Panjaitan.
Melalui SBNpro di Simalungun, Jumat (26/01/18), dia mengingatkan tugas gereja itu adalah membangun iman jemaat untuk tidak jatuh ke dalam dosa. Bukan membangun jemaat untuk dimanfaatkan saat Pilkada lalu menjadi mesin politik untuk mendulang suara.
“Perlu kita ketahui bahwa Gereja itu berfungsi sebagai rumah ibadah tempat berkumpulnya umat Nasrani menyatukan kepercayaan mereka untuk memuji dan menyembah Tuhan atau sering kita sebut kepercayaan adikodrati. Jangan sampai gereja menjadi alat politik yang digunakan pada saat tahun Pilkada dengan melakukan dukung-mendukung,” ujar Andrew.
Namun jika pemimpin gereja itu sebatas mendoakan umatnya untuk maju dalam pentas Pilkada, sah-sah saja. Dikhawatirkan, dukungan yang dianjurkan pimpinan gereja itu bertentangan dengan paham Bhineka Tunggal Ika, karena bernuansa SARA.
“Mendoakan salah seorang jemaat yang maju saat Pilkada itu sah, karena itu tugas dari gembala sidang. Tetapi kalau untuk mendukung dan menyarankan memilih pasangan calon saat Pilkada maka tahan dulu, karena itu bukan bagian dari seorang gembala,” katanya.
Andrew berharap sebaiknya para pemimpin gereja mengingatkan dan mendidik umat, dalam pemilihan hendaknya memilih pasangan calon yang rekam jejaknya jelas. Memiliki konsep keadilan dan keberagaman tanpa membedakan sehingga lahirlah pemimpin-pemimpin pintar, cekatan, teladan dan yang utama adalah mensejahterakan rakyat.
Penulis : Roland Saragih
Editor : Sitanggang
Discussion about this post