SBNpro – Siantar
Aksi menjengkelkan dan terkesan arogan terhadap pekerja pers (jurnalis) ‘dipertontonkan’ pihak Security Rumah Sakit Vita Insani (RSVI) Kota Siantar. Kamera wartawan diperiksa untuk melihat foto-foto hasil liputan.
Tidak hanya itu, wartawan juga dibatasi untuk meliput dan malah mengancam akan melaporkan wartawan ke dewan pers.
Peristiwa yang dapat dikatagorikan ‘menghalang-halangi’ dan ‘membatasi kebebesan pers’ ini terjadi, Jumat (13/04/18).
Tindakan pihak Security RSVI ini terjadi saat wartawan ingin meliput dan mewawancarai korban laka lantas yang sebelumnya sempat dirawat di RS Parapat.
Kedatangan kalangan wartawan ke RSVI setelah mendengar kabar bahwa, para korban kecelakaan tunggal yang terjadi pada hari Kamis (12/04/18) malam sekira pukul 19.00 Wib, Jumat (13/04/18) telah di pindahkan ke RSVI Kota Siantar.
Saat itulah kesan arogan security ini diperlihatkannya kepada para wartawan. Wartawan dalam kerjanya dikawal langsung oleh petugas keamanan internal rumah sakit itu.
Tidak hanya dikawal, security itu juga malah membatasi waktu wawancara pada pihak korban dengan memberi waktu hanya 15 menit.
Hal menjengkelkan lainnya, setelah selesai wawancara, atau pada saat wartawan hendak menuju pintu keluar, pihak wartawan dihalangi security.
Kemudian security itu memeriksa HP wartawan, yang katanya untuk mengecek foto-foto yang ada di galeri tersebut.
“Bang lihat dulu HP mu, cobak tengok dulu foto-fotomu, di sini gak boleh di foto-foto bang. Di sini dilarang atau merekam,” ujar Pafif Sibarani salah satu security pihak rumah sakit.
Beberapa menit kemudian, berdatangan security dan Kepala Security dan malah menanyakan alamat kantor wartawan, kemudian mengatakan akan mendatangi ke kantornya untuk menegur dan melaporkan ke atasannya.
“Dimana alamat kantor klen, biar kudatangi sama dewan pers nanti aku ke sana,” ucap Kepala Security itu.(*)
Penulis :Andi syah
Editor : Herman Maris
Discussion about this post