SBNpro – Medan
Calon Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat berharap da’i dan da’iyah dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, terutama dalam pesta demokrasi.
Harapan itu disampaikan Djarot dalam pertemuan Forum Silaturahmi Da’i-Da’iyah se-Kabupaten Deliserdang di Asrama Haji Medan, Kamis (26/04/18).
Belakangan ini, menurut Djarot, ada fenomena negatif dalam demokrasi dengan munculnya fitnah dan isu SARA dalam demokrasi, termasuk dalam pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur di Sumut 2018.
Karena itu, pihaknya mengharapkan kalangan da’i dan da’iyah untuk berperan dalam memberikan pencerahan dan edukasi politik kepada masyarakat.
Meski sedang menghadapi Pilkada dengan pandangan politik yang berbeda, namun diharapkan tidak dirusak dengan perilaku yang dapat memecah belah persatuan umat.
Sebagai pemuka agama yang menyampaikan dakwah, kalangan da’i dan da’iyah diharapkan terus menyadarkan masyarakat agar selalu menjaga persatuan.
“Jangan gara-gara pilkada, ‘hablum minannas’, hubungan antara sesama manusia menjadi rusak. Apalagi kita sebagai umat Islam. Islam itu menebarkan rahmat, bukan permusuhan,” katanya.
Kemudian, cagub yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga mengharapkan da’i dan da’iyah mampu mengajak masyarakat untuk merasa bangga dengan keberagaman.
Untuk mendapatkan pemimpin yang baik, masyarakat perlu diajak untuk memilih calon pemimpin dengan mempelajari visi, program, dan pengalaman dalam pemerintahan.
Meski harus selalu berpegang teguh dengan agama, namun diharapkan tidak ada yang memanfaatkan agama sebagai alat politik praktis.
“Agama itu sesuatu yang sangat mulia. jadi, jangan digunakan untuk politik praktis, apalagi memecah belah. Mari ajak masyarakat untuk menilai sendiri kapasitas calon, jangan ditakuti,” ujar Djarot.
Selain memberikan pendidikan politik, Djarot Saiful Hidayat juga mengharapkan kalangan da’i dan da’iyah untuk mengajak masyarakat agar selalu tenang dan cerdas dalam menerima informasi yang tidak benar, bahkan fitnah yang mungkin muncul.
Djarot Saiful Hidayat mengaku fitnah itu pernah menimpanya dengan isu yang menyebutkannya akan dijadikan Menteri Dalam Negeri jika Presiden Joko Widodo terpilih kembali pada tahun 2019.
Melalui isu tersebut, seolah-olah dikesankan pencalonan Djarot Saiful Hidayat hanya untuk mengantarkan wakilnya Sihar Sitorus sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Dalam pertemuan itu, Djarot Saiful Hidayat menegaskan komitmennya untuk mengabdi hingga akhir periode karena dianggap sebagai “hijrah” dalam membangun Sumatera Utara.
Meski demikian, mantan Wali Kota Blitar itu mengharapkan masyarakat tidak perlu marah dengan pihak yang menyebarkan isu tersebut.
Djarot Saiful Hidayat mengajak da’i dan da’iyah untuk mendoakan pihak-pihak yang menyebarkan isu itu agar tidak terus menyebarkan fitnah.
“Jadi, kalau ada yang menyebarkan fitnah dan kebencian, mari kita doakan,” ujar Djarot.(ril)
Editor : Herman Maris
Discussion about this post