SBNpro – Medan
Temuan arkeologis Balai Arkeologi Sumatera Utara (BASU), beberapa hari lalu, tentang perkampungan Batak yang diduga berusia kurang lebih 1000 tahun, menyisakan pertanyaan bagi sebagian masyarakat.
Saut Gultom dari Komunitas Pengkaji Sejarah dan Budaya, menyebut jika memang orang Batak sudah hidup sejak 1000 tahun, berarti ada miss generasi.
Katanya, ada generasi yang terputus. Pasalnya generasi Batak berdasarkan tarombo (silsilah marga) kurang lebih masih 20 generasi atau sekitar 500 tahun hingga sekarang.
“Bila masing-masing generasi berumur 25 tahun, maka usia Batak baru 500 tahun. Aku sendiri nomor 17 dari marga Gultom. Umurku masih 40 tahun,” ujarnya kepada Medanbisnisdaily.com, Kamis (03/05/18).
Saut merinci dari generasi Toga Gultom (cikal bakal marga Gultom) ke generasi Si Raja Batak terpaut 10 generasi ( 250 tahun). Dari situ dapat disimpulkan usia Batak baru 750 tahun. Dengan demikian, maka ada 10 generasi atau 250 tahun sejarah yang hilang.
Menurut Saut, perhitungan usia per generasi itu sudah maksimal. Karena kecenderungan orang dulu menikah di usia muda. Jadi angka 25 tahun per generasi itu menurutku sudah maksimal.
Seperti diberitakan sebelumnya, penggalian arkeologis yang dilakukan BASU di Desa Sianjur Mula-mula, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir itu, menemukan sisa peninggalan masa lalu yang disinyalir berupa perkampungan Batak.
Peninggalan itu berupa 26 lubang yang diduga bekas tiang rumah berdiameter 15-20 cm dengan kedalaman 50-60 cm.
Penggalian ini bukan yang pertama kali dilakukan. Pada 2014 BASU juga melakukan penggalian di lokasi yang sama dan menemukan bekas pematang sawah yang ditengarai berusia 600 tahun.(*)
Sumber : Medanbisnisdaily.com
Discussion about this post