SBNpro – Siantar
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak mengajak seluruh kader-kader Muhammadiyah untuk tidak memilih calon pemimpin pembohong serta pemimpin yang dikendalikan oleh cukong.
Ajakan itu disampaikan Dahnil Azhar dalam sambutannya pada Resepsi Milad ke 86 Tahun dan Pembukaan Rapimwil II Pemuda Muhammadiyah se Sumatera Utara bertempat di Hotel Horison, Kota Siantar, Jumat (04/05/18) sore.
Pada acara itu, hadir Wakapolda Sumut, Brigjend Agus Andrianto, Wakil Gubernur Sumut, Hj.Nurhajizah Marpaung, Wali Kota Siantar, Hefriansyah, para ulama, tokoh pemuda, dan para pejabat publik dan eksekutif kader-kader Muhammadiyah dari berbagai daerah di Sumut.
Dahnil Simanjuntak yang dikenal kritis dan kerap tampil di media cetak dan elektronik itu, lebih lanjut menjelaskan tiga sifat calon pemimpin dimaksud.
Ketiga sifat itu, imbuh Dahnil, harus jujur dan bukan tukang bohong atau tukang kibul, kemudian harus berani tanpa dikendalikan oleh cukong dan tidak dikendalikan oleh politik.
Dan yang terakhir katanya, harus memilih pemimpin yang cerdas. Ciri orang yang cerdas itu, pidatonya menginspirasi,.
“Bukan berpidato yang tidak kita ngerti, seperti kita lihat orang kebanyakan sok pintar sok tau, tetapi dia tidak menginsipirasi,” tegasnya.
Mengutip bio datanya, Dahnil Simanjuntak ini dikenal sebagai pengamat ekonomi-politik dan aktivis anti korupsi, ia juga dikenal sebagai President Religion for Peace Asia and Pacific Youth Interfaith Network (RfP-APYIN) yang berbasis di New York.
Menyadari akan pentingnya pemimpin dimaksud, ia mengajak seluruh pemuda Muhammadiyah untuk tidak salah memilih calon pemimpin, tapi pilihlah yang punya akal sehat, tauhid yang baik dan tidak terpropokator oleh politik.
Dalam kondisi begini kata dia, ada dua hal untuk mencegah agar tidak salah pilih. Hal pertama ia mengatakan, calon pemimpin itu harus memiliki akal yang baik, dimana akal yang baik itu yang profesional, sabar dan toleransi.
“Sekarang ini, banyak yang tidak mempunyai akal sehat. Misalnya, kalau kritik yang satu kita pro, yang satu kritik yang satunya kita pro ke satunya juga. Jadi politik kita itu, kayak politik fans boy dan fans girl. Jadi orang tengahan, tidak ada ruangannya,” tandas Dahnil.
Artinya imbuh dia lagi, politik kita itu kayak politik idotri, diibaratkan serba salah.
“Pokoknya kutub kanan kutub kiri, jadi kalau misal apa yang dikatakan yang satunya benar, dan apa yang dikatakan yang satunya benar. Jadi kita tidak bisa mengkritik, yang mana yang benar dan yang mana yang salah. Itulah politik yang sekarang saya lihat,” ucapnya.
Menghadirkan akal sehat itu, ujarnya, seperti kita lihat negeri ini banyak orang yang pintar, banyak kiyai, ilmuwan pintar cerdas dan seperti kata Hos Cokro aminoto, aktifis islam, politis islam.
“Tapi negeri ini kurang menjunjung tinggi akhlak baiknya. Setinggi-tingginya murni, setinggi-tingginya tauhid, ilmu pengetahuan, adalah sepintar-pintarnya siasat,” tutupnya.(*)
Penulis : Andi Syah
Editor : Herman Maris
Discussion about this post