SBNpro – Siantar
Kondisi Stadion Sangnaualuh di Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar, Sumatera Utara, saat ini sangat memprihatinkan.
Ironinya, kondisi memprihatinkan itu terjadi, setelah Pemko Siantar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Siantar menghabiskan anggaran perbaikan (rehabilitasi) stadion sekira Rp 22 miliar.
Anggaran Rp 22 miliar dihabiskan Dinas PUPR melalui proyek rehabilitasi (pembangunan) Stadion Sangnaualuh. Proyek itu diadakan tahun 2017, 2018, 2019 dan terakhir tahun 2021 yang lalu. Hanya saja, belum lagi hasil dari pengerjaan proyek dimanfaatkan, kondisi stadion sudah hancur dan berantakan.
Pantauan SBNpro, Senin (27/06/2022), bangunan tribun tertutup yang diperkirakan sudah menghabiskan anggaran dua puluhan miliar rupiah, bentuknya tidak lagi dapat disebut sebagai tribun. Pasalnya, nyaris seluruh bangunan hancur.
Atapnya tidak lagi ada. Rangka atap pun telah raib. Kontruksi bangunan tempat duduk untuk penonton, “babak belur” (hancur).
Kemudian, tidak ada lagi tanda kehormatan untuk bangunan tribun kehormatan. Kerangka besi yang sangat tebal pada kontruksi bangunan tribun tertutup, ada yang nyaris tumbang dan ada pula yang telah sirna.
Keadaan lapangan tak kalah memprihatinkan. Hamparan lapangan dipenuhi tumbuhan semak belukar. Rumput lapangan sepak bola, nyaris tidak terlihat dari permukaan, tertutup tumbuhan semak belukar.
Kondisi tanah di lapangan masih sangat bergelombang, serta cendrung seperti kuali. Pasalnya, bagian sisi luar lapangan tampak lebih tinggi dari bagian lapangan. Persisnya, bagian parit serapan yang ada di sisi luar lapangan, lebih tinggi dari lapangan.
Teranyar, sebut Plh Kabid Infrastruktur pada Dinas PUPR Kota Siantar, Aldi Simanjuntak, tahun 2021 yang lalu, proyek di stadion berupa pengadaan dan penanaman rumput sebesar Rp 400 juta.
Namun sayang, Plh Kabid Infrastruktur ini tidak banyak mengetahui informasi seputar proyek yang telah dikerjakan Dinas PUPR di Stadion Sangnaualuh. “Proyeknya tahun 2017, 2018, 2019 dan 2021,” katanya.
Hancurnya Stadion Sangnaualuh, disebut karena besi di stadion itu banyak yang dicuri. “Dimasa Pak Reinward (mantan Kadis PUPR Kota Siantar) sudah pernah dilapor ke polisi. Yang melaporkan pencurian itu Pak Musa (Kabid Infrastruktur),” ucap Wira, salah satu pejabat di Dinas PUPR.
Dugaan Gagal Kontruksi
Sementara itu, Ketua DPC Pijar Keadilan Carles Siahaan meminta Polres Siantar untuk menelusuri hancurnya Stadion Sangnaualuh, karena sudah sangat banyak “uang rakyat” yang digelontorkan untuk stadion tersebut.
Permintaan itu ia sampaikan, karena ia meragukan, bila hancurnya bangunan stadion hanya karena aksi pencurian besi. Carles menduga ada kegagalan kontruksi pada proyek stadion.
“Sebaiknya kita tidak langsung percaya, kalau itu hanya karena pencurian besi. Sebaiknya ditelusuri oleh polisi. Karena ada dugaan gagal kontruksi,” tutur Carles Siahaan.
Sedangkan Kapolres Siantar AKBP Fernando mengatakan, pihaknya sudah menangkap pelaku pencurian besi di Stadion Sangnaualuh. “Pelaku sdh kita tangkap bulan mei lalu,” sebut Fernando melalui pesan Whatsapp (WA).
Saat dipertanyakan tentang penadah besi curian, dugaan ada pemodal dari aksi pencurian serta dugaan lain yang menyebabkan bangunan stadion hancur, AKBP Fernando belum menjawabnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post