SBNpro – Jakarta
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI menyatakan bahwa parfum KW alias palsu membahayakan kesehatan. Parfum palsu dengan kadar metanol yang tinggi bisa mengakibatkan iritasi kulit hingga kebutaan.
“Kalau disemprotkan kena mata bisa mengalami kebutaan, apalagi ini tinta stempel, sehingga kalau disemprot ke baju bisa berbekas dan kulit bisa iritasi,” kata Kepala BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari kepada wartawan di pabrik parfum KW di Jl Mangga Besar IVG, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (07/02/18).
BPOM sendiri telah melakukan pengujian terhadap mutu keamanan parfum. Hasil uji lab menunjukkan kandungan metanol pada parfum produksi tersangka HO alias J (38) itu di atas standar.
“Kandungan metanolnya 26 persen yang sebenarnya tak boleh lebih dari 5 persen. Kami juga ada PPNS kami jadi ahli untuk melengkapi berkas perkara ini,” imbuhnya.
Parfum tersebut juga tidak memiliki izin edar. Kalaupun ada, izin edar tersebut telah dicabut.
Untuk memastikan keaslian produk obat, kosmetik, maupun makanan, BPOM mengimbau untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu dengan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar dan Kedaluwarsa).
“Cek KLIK. Pertama, cek Kemasan, masih bagus/disegel, ada cacat atau tidak. Kemudian L: Label, yang memuat informasi yang lengkap atau tidak, misalnya nama produsen, kosmetik–kalau impor harus ada nama importirnya di Indonesia dan cantumkan alamatnya,” paparnya.
Berikutnya dengan melakukan pengecekan Izin Edar. Untuk sebuah produk memiliki notifikasi izin edar, misalnya untuk Asia adalah NA, sedangkan Eropa adalah NK.
“Kalau dalam label dia dari Hong Kong tapi notifikasinya NC, berarti tidak sesuai,” cetusnya.
Selanjutnya dengan melakukan pengecekan kedaluwarsa. “Sekalipun parfum pasti ada kedaluwarsanya,” tandasnya.
Subdit Industri dan Perdagangan (Indag) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya membongkar pabrik parfum palsu di Tamansari, Jakarta Barat. Pabrik itu elah beroperasi selama 3 tahun dengan jangkauan area pemasaran di 9 provinsi, yakni Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara.
Omzet pabrik selama tiga tahun beroperasi diperkirakan mencapai Rp 36 miliar. Sementara pabrik tersebut memasarkannya melalui situs jual-belionline.(*)
Sumber : Detiknews
Discussion about this post