SBNpro – Siantar
Pengusaha kayu, Wahyu Saragih adukan sejumlah warga, Pangulu Nagori (Desa) Pondok Buluh dan Camat Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, ke Polres Simalungun, Jumat (04/05/18).
Hal itu sesuai dengan tanda terima laporan polisi nomor STPL/5/V/2018/SU/SIMAL. Laporan pengaduan, terkait dugaan penganiayaan, perampasan harta benda (pencurian) dan pengrusakan yang dialami Wahyu dan rekan-rekannya pada Kamis (03/05/18) dini hari.
Dijelaskan rekan Wahyu, yang dikenal dengan nama Bemby Lubis, Sabtu (05/05/18) mengatakan, peristiwa penganiayaan, perampasan dan pengrusakan, berawal dari kesalahpahaman warga terhadap aktivitas Wahyu Saragih dan rekannya.
Katanya, warga menduga, Wahyu Cs melakukan perambahan hutan. Padahal, lanjut Bemby, kayu yang ditebang dan dibawa Wahyu Cs merupakan hasil olahan dari lahan milik korban yang ada di Sitahoan, Nagori Sipanganbolon, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Simalungun.
Dikatakan, saat truk bermuatan kayu dan sejumlah mobil yang dikendarai Wahyu Cs sedang melintas, diberhentikan warga di Simpang Palang, Kecamatan Dolok Panribuan.
Pasca diberhentikan, perdebatan-pun terjadi. Hingga akhirnya suasana “memanas”. Disebut, saat itu pengrusakan mobil terjadi. Melihat gelagat seperti itu, dua unit mobil, salah satunya dikendarai Wahyu Saragih, berhasil melarikan diri.
Pelarian Wahyu dan rekannya, tidak dibiarkan oleh warga. Pengejaranpun dilakukan. Hingga akhirnya, setelah sejauh 4 Km, Wahyu berhenti di Polsek Dolok Panribuan (Tiga Dolok), untuk mencari perlindungan polisi.
Sembari mencari perlindungan, Wahyu menunggu keberadaan rekannya. Tak berapa lama kemudian, Wahyu melihat sopir truk tiba di Polsek dalam kondisi luka.
Sekitar 30 menit, warga yang mengejar juga tiba di Polsek. Kehadiran warga yang jumlahnya cukup banyak, membuat Wahyu merasa takut.
Dengan kondisi seperti itu, Wahyu sempat hendak melarikan diri kembali. Namun, salah satu warga menarik kerah bajunya. Saat itu pula, kalung emas miliknya hilang.
Namun selang beberapa saat, Wahyu berhasil kabur ke kawasan hutan. Ia ada didalam hutan sekira 2 jam, lalu kembali lagi ke tempatnya semula.
Disampaikan Bemby, malam itu, rekannya Wahyu, Carles Siahaan, Rahmad Nainggolan dan Keneddy Butar Butar, juga menjadi korban.
Dimana dikegelapan malam itu, Carles Siahaan dikatakan, setelah dihadanga, ia tidak bisa melarikan diri dari kepungan warga.
Saat itu Carles tertahan didalam truk. Sedangkan truk yang dikendarainya, digiring sekira 10 orang, menuju kantor Pangulu. Di depan kantor Pangulu, Carles mengaku dipukuli dan truk dirusak.
“Pemukulan (terjadi) didepan kantor Pangulu. Sebelum datang bantuan saat kejadian, sempat terjadi penyanderaan kepada kami,” ujar Bemby meniru ucapan Carles.
Lalu, karena tak ingin menjadi “bulan-bulanan” warga, Carles bersama temannya memberanikan diri melompat ke jurang, untuk menyelamatkan diri.
Editor : Purba
Discussion about this post