SBNpro – Bengkulu
Gadis berinsial AUD ditemukan tak bernyawa di semak-semak di kawasan Lentera Merah, Teluk Sepang, Bengkulu, Rabu (06/02/18) siang. Kondisi jasad saat ditemukan sangat mengenaskan.
Tersangka DNP yang sering juga disebut MS, merupakan kekasih korban yang bersekolah di SMA Negeri 7 Kota Bengkulu. Sebelumnya, korban dikabarkan menghilang secara misterius.
Jasadnya dapat dikenali lewat seragam yang ia pakai sejak ia menghilang. Ciri-ciri fisiknya juga meyakinkan keluarga korban bahwa itu jasad AUD.
Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Bengkulu, Kombes Pudyo Haryono, menjelaskan, siswi SMA di Kota Bengkulu, AUD (16) yang menghilang selama sepekan dan ditemukan meninggal adalah korban penganiayaan. AUD tewas setelah dianiaya dengan palu. Diduga AUD juga diperkosa sebelum dibunuh
Hal ini disampaikan Pudyo dalam keterangannya pada Rabu (07/02/18). Adapun tersangka pelaku pembunuhan tersebut yakni teman dekat korban sendiri berinisial DNP (18).
“Keduanya merupakan teman dekat cuma beda sekolah. Keduanya sering terlibat curhat satu sama lain jika ada masalah,” jelas Pudyo
Ia menceritakan, pada 1 Februari 2018, pelaku menghubungi korban dengan alasan hendak bertukar pikiran karena pelaku memiliki persoalan.
“Setelah kami dalami, motif pembunuhan sepertinya sepele. Pelaku butuh uang untuk bayar kosan. Saat kami cek, setelah pembunuhan, ternyata kosan sudah dibayar. Ada ponsel dan cincin korban yang ia ambil,” kata Pudyo.
Ia menjelaskan, pelaku menghabisi korban dengan menggunakan palu dan gunting. Lalu korban dibuang di kawasan Lentera Merah tidak jauh dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
“Saya pukul dengan palu,” ujar DNP mengakui perbuatannya.
Penangkapan pelaku pembunuhan itu tak lepas dari kerja keras jajaran kepolisian Bengkulu. Polisi mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan penyelidikan melalui teman dekat korban.
Hasil penyelidikan mengarah pada DNP yang merupakan teman dekat korban itu sendiri.
Pudyo mengimbau orangtua untuk terus mengawasi pergaulan anak-anak, karena menurutnya deteksi dini pencegahan itu berasal dari para orangtua. Sebelumnya pada 1 Februari 2018, AUD (16) dinyatakan tidak pulang ke rumah oleh orangtuanya.
Sumber : Tribun Batam
Discussion about this post