SBNpro – Siantar
Stadion Sangnaualuh Kota Siantar masih tetap memprihatinkan. Bangunan tribun hancur. Lapangan tak lagi dapat digunakan. Lintasan atletik, tak lagi mirip lintasan. Kegiatan olahraga pun mandek, termasuk sepakbola yang sangat digandrungi.
Ironinya, kondisi seperti itu terjadi, pasca anggaran untuk pembangunan (renovasi dan rehabilitasi) Stadion Sangnaualuh dihabiskan Pemko Siantar hingga puluhan miliar rupiah.
Memperhatikan kondisi stadion yang memprihatinkan seperti itu, Chief Operating Officer (COO) Persikabo (Persatuan Sepakbola Kabupaten Bogor) tahun 2014 – 2017 Jonner Silaen ingatkan pentingnya stadion di Kota Siantar. Tentunya stadion yang layak untuk digunakan.
Selain berfungsi sebagai sarana (arena) olahraga, stadion memiliki efek domino ekonomi untuk wilayah sekitarnya, sebut Jonner saat ditemui Jumat (19/05/2023). Bahkan, dapat menekan peredaran narkoba.
Mengingat pentingnya stadion, Jonner yang saat ini memimpin DPC Partai Perindo Kota Siantar berharap, agar masyarakat, stakeholder olahraga maupun elit politik untuk serius menyikapi kondisi Stadion Sangnaualuh.
“Sebaiknya diviralkan. Biar ada perhatian pemerintah (pusat dan daerah). Saatnya masyarakat bergerak. Karena sarana olahraga sangat dibutuhkan anak-anak muda. Jadi kita butuh stadion yang representatif,” sebutnya.
Katanya, dengan tidak adanya stadion yang layak, diperkirakan menjadi salah satu kelemahan Kota Siantar untuk menjadi tuan rumah sejumlah event olahraga pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2024 di Sumatera Utara (Sumut).
“Jika stadion kita representatif, memungkinkan sejumlah pertandingan sepakbola PON dapat digelar di Siantar. Atau olahraga lainnya,” katanya.
Siantar Diyakini Memiliki Suporter Militan
Sementara, beranjak dari pengalamannya sebagai COO Persikabo pada tahun 2014 hingga 2017 yang lalu, Jonner meyakini, Siantar memiliki suporter sepakbola yang militan. Sehingga industri sepakbola, berpeluang untuk berkembang di Kota Siantar.
Kenangnya, tahun 2014 yang lalu, Persikabo sempat hendak mundur dari Liga 2 Indonesia. Karena saat itu ada pergolakan di dalam tubuh klub asal Kabupaten Bogor tersebut.
Namun pergolakan itu dapat diatasi. Persikabo hadir dengan pemain baru. Hingga kemudian, Persikabo selamat dari degradasi. Selanjutnya, Persikabo diambil alih oleh PS TNI, dan bermain di Liga 1.
Persikabo dapat bertahan di Liga 2, lalu naik ke Liga 1, ungkap Jonner, karena Persikabo memiliki suporter yang militan. Sehingga, ketika Persikabo bertanding, stadion selalu penuh. “Setia sekali suporternya. Jadi industri sepakbolanya jalan,” ucapnya.
Memiliki klub sepakbola profesional, tutur Jonner, bisa dilakukan di Kota Siantar. “Itu bisa dilakukan di Siantar. Karena penggemar sepakbola di Siantar luar biasa,” katanya.
“Bibit sepakbola juga termasuk unggul. Tapi harus berkolaborasi antara pemerintah dengan swasta,” ujar Jonner yang juga bacaleg dari Partai Perindo, menambahkan.
Selanjutnya, untuk mendukung klub profesional di Kota Siantar, kompetisi untuk usia muda harus digelar. Serta menciptakan akademi sepakbola, mulai dari usia 8 tahun dan seterusnya, harus diprogramkan di kota ini. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post