SBNpro – Siantar
Diiringi program suguh hati, gerakan okupasi (menduduki kembali) lahan Hak Guna Usaha (HGU) Nomor 1 Siantar di Kelurahan Gurilla dan Bah Sorma, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Siantar, oleh PTPN III semakin menguat.
Sementara, dari sisi jumlah warga penggarap yang menentang okupasi sebelumnya, kekuatan mereka diperkirakan semakin melemah.
Pasalnya, sejak okupasi dilakukan pada 18 Oktober 2022, disertai dengan program suguh hati (ganti rugi aset yang ada diatas lahan garapan), sudah 187 penggarap yang mendaftar untuk menerima suguh hati dari PTPN III. Serta 35 diantaranya sudah menerima dananya.
Seperti Senin siang (31/10/2022), dana suguh hati diserahkan Asisten Personalia PTPN III Kebun Bangun, Doni Manurung SH kepada salah satu penggarap. Yakni, kepada Hertati Hutabalian di Kantor Afdeling IV Kebun Bangun, Kelurahan Bah Sorma.
Saat menerima, Hertati Hutabalian didampingi suaminya Bonar Pandapotan Siahaan, dan disaksikan Camat Siantar Sitalasari, Syahrul Ramadhan Pane
“Hari ini kami menyerahkan biaya suguh hati kepada Ibu Hertati Hutabalian bersama dengan Bapak Bonar Pandapotan Siahaan, suami istri, terhadap tanam tumbuh dan juga bangunan rumah permanen yang dimiliki bapak dan ibu ini. Bapak ibu ini sebagai penerima suguh hati yang ke 35 dari total mendaftar sudah 187 KK,” ucap Doni Manurung.
Dana suguh hati yang diberikan PTPN III kepada Hertati sebesar Rp 69 juta. Sedangkan untuk 35 penggarap, PTPN III telah menggelontorkan dana suguh hati sekira Rp 1 miliar. “(Penerima suguh hati) yang terbesar, sekira (Rp) 300 juta. Yang terkecil Rp 1,5 juta,,” ujarnya.
Katanya, okupasi dengan melakukan pembersihan dan penanaman bibit sawit di areal HGU Nomor 1 Siantar, hingga hari ke 14, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dari target 66 hektar areal yang akan ditanami bibit sawit, lahan yang belum diduduki kembali, hanya sekira 15 hektar.
Sebelum Diminta, PTPN III Sudah Lakukan
Seiring dengan pelaksanaan okupasi lahan HGU Nomor 1 Siantar Tahun 2006, tidak sedikit pendapat miring yang dialamatkan kepada pihak PTPN III. Seperti tudingan melakukan kekerasan. Hal itu pun dibantah dengan tegas oleh Doni Manurung.
Bahkan, ada juga lembaga yang meminta PTPN III untuk bersikap humanis dan tidak melakukan kekerasan. Terhadap hal ini, Doni menyebut, sebelum diminta, dalam melakukan okupasi, pihaknya selalu mengedepankan sikap humanis.
Malah, Satpam PTPN III diinstruksikan untuk tidak mudah emosi ketika berhadapan dengan warga yang melakukan aksi penolakan.
Padahal tutur Doni, saat okupasi, tidak sedikit Satpam dan pihak keamanan yang didorong-dorong oleh warga. Hanya saja, emosi Satpam dan pihak keamanan tidak terpancing untuk melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk penganiayaan.
“Kurang lebih 2 minggu kegiatan (okupasi), tidak ada tindakan anarkis dari pihak PTPN III maupun dari pengamanan. Tidak ada korban-korban yang sampai dipukul atau dianiaya. Jadi sampai hari ini, sesuai janji kita kepada Forkopimda untuk melaksanakan secara humanis, kita tetap tunaikan,” tandasnya.
Dikatakan Doni, PTPN III masih tetap membuka ruang komunikasi kepada warga penggarap. Serta tetap bersedia memberikan suguh hati. “PTPN III masih membuka ruang komunikasi,” katanya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post