SBNpro – Siantar
Hari Toleransi Internasional diperingati di Kota Siantar, Rabu (21/11/2018). Peringatan dipusatkan di lapangan Haji Adam Malik oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Siantar. Dengan harapan, Siantar komit menolak isu SARA diseluruh tahapan Pemilu 2019.
Tampak hadir diperingatan Hari Toleransi Internasional kemarin, Kapolres Siantar, AKBP Heribertus Ompusunggu, perwakilan Dandim 0207/Simalungun, perwakilan Kajari Siantar, anggota DPRD Siantar, Efendi Siregar, tokoh masyarakat, tokoh agama, sejumlah Ormas keagamaan, mahasiswa dan pelajar.
Peringatan Hari Toleransi Internasional ditandai dengan pembacaan ikrar FKUB, yang langsung dibacakan Ketua FKUB Kota Siantar, Drs H Muhammad Ali Lubis, dan sambutan dari Walikota Siantar, Hefriansyah SE MM.
Berikut, ini ikrar yang dibacakan Ketua dan Pengurus FKUB Kota Siantar, Negara Indonesia merupakan Negara Bhineka Tunggal Ika berbeda tetapi tetap satu. Negara Indonesia melayani 6 agama resmi yakni Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghu Chu. Oleh karena itu Bangsa Indonesia harus rukun harus damai dan harus bersatu dengan memiliki sifat toleransi, tenggang rasa dan tak boleh menang sendiri, tidak boleh mau menang sendiri, jangan biasakan mengusik-usik agama orang lain, dan jangan merendahkan etnis orang lain. Kita memang berbeda diantara satu dengan yang lain. Namun demikian kita punya persamaan, dan itu yang kita pupuk kembangkan, serta kita bina.
Ketua FKUB Kota Siantar, M Ali Lubis menyampaikan tujuan dari memperingati Hari Toleransi Internasional. Katanya, peringatan dilakukan, agar masyarakat dan seluruh elemen yang ada, dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sikap toleran, guna menjaga hubungan antar umat manusia.
Selain itu, juga sebagai bentuk penghormatan, tanpa membedakan latar belakang ras, suku, agama, kepercayaan, warna kulit ataupun lain sebagainya. Serta diharapkan, dapat menciptakan pergerakan yang memiliki wawasan kebangsaan dan keanekaragaman secara multi kultural.
Sementara itu, Walikota Siantar, Hefriansyah mengatakan, kota yang dipimpimpinnya merupakan kota paling toleran di Indonesia. Sehingga, Walikota tak lupa mengajak kembali, untuk tetap “memupuk” keberagaman yang ada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Walikota, toleransi merupakan rasa hormat, menerima dan menghargai kenakeragaman budaya dunia, sebagai bentuk berekspresi dan menjadi cara sebagai umat manusia.
“Sebab, ketidaktahuan tentang perbedaan budaya, agama dan etnis yang ada di sekitar, dapat menyebabkan ke tidak-amanan. Maka dari itu dengan pendidikan, diharapkan adanya pemahaman yang lebih baik tentang tradisi dan keyakinan yang berbeda dan penerimaan yang lebih besar dari mereka,” ucap Hefriansyah.
Editor : Purba
Discussion about this post