SBNpro – Siantar
Beberapa hari yang lalu, Polres Simalungun bangun tembok Asrama Polisi (Aspol) Jalan Asahan, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar. Tembok yang dibangun lumayan tinggi, sekira 2 meter.
Ironinya, akibat bangunan tembok tersebut, membuat dua rumah warga yang ada di belakang Aspol menjadi terisolasi (tertutup). Karena tidak ada lagi akses jalan keluar masuk ke rumah mereka.
Lebih parahnya lagi, salah satu warga yang tinggal dirumah yang kini sudah terisolasi tersebut, merupakan seorang “oppung” (nenek) berusia 73 tahun. Nenek itu adalah Hilderya br Samosir.
Dampak lainnya dari berdirinya bangunan tembok Asrama Polres Simalungun tersebut, membuat sang nenek, bila hendak keluar, terpaksa harus memanjat tembok yang ada disamping rumah anak perempuannya, dengan bantuan tangga darurat.
Hal yang seperti itu, juga harus dilakukan Elsa br Purba (cucu Hilderya br Samosir) dan ibunya. Ibu Elsa harus setiap hari memanjat tembok, bila hendak berangkat dan pulang kerja. Begitu juga dengan Elsa, ketika hendak berangkat dan pulang sekolah. Elsa merupakan pelajar SMP Cinta Rakyat 2, Kota Siantar.
Pantauan SBNpro.com, tembok Aspol yang dibangun beberapa hari yang lalu. Tingginya kira-kira 2 meter. Bangunan itu berdiri diatas akses jalan yang selama ini digunakan warga yang tinggal dibelakang Aspol.
Disebut terisolasi, sebab jauh lebih lama sebelumnya, telah terlebih dahulu dibangun tembok di depan rumah Hilderya br Samosir, persisnya, disamping rumah anak perempuan dari Hilderya (rumah tempat tinggal Elsa Purba). Tembok itu dibangun memanjang hingga “mentok” ke tembok Aspol.
Tinggi tembok itu sekira 1,2 meter, yang posisinya bersebelahan dengan rumah orang tua mantan Calon Wakil Walikota Siantar, Parlin Sinaga. Tembok inilah yang harus dipanjat keluarga Hilderya, bila hendak keluar.
Hilderya br Samosir yang ditemui dirumahnya, Kamis (29/11/2018), mengatakan, ia beserta anaknya sudah 16 tahun tinggal di belakang Aspol, pasca 4 tahun almarhum suaminya pensiun dari Polri. Sebelumnya, keluarga Hilderya tinggal di Aspol tersebut.
Menjawab pertanyaan SBNpro.com, Hilderya mengatakan, bila tembok yang bersebelahan dengan rumah orang tua Parlin Sinaga dibongkar, ia khawatir keluarga Parlin Sinaga tetap tidak berkenan memberikan akses jalan. Untuk itu, nenek 73 tahun ini pernah bermohon, supaya Kapolres Simalungun tidak membangun tembok Aspol.
Editor : Purba
Discussion about this post