SBNpro – Siantar
Tahun 2022 yang lalu, tiga Pimpinan DPRD Kota Siantar dapat “jatah” kamera yang dibeli dari uang rakyat yang mereka wakili. Harganya pun fantastis. Per unit kamera menghabiskan anggaran Rp 63 juta. Sehingga total dana yang digelontorkan sebesar Rp 189 juta.
Bukan cuma harganya yang fantastis. Kamera yang diadakan tahun lalu tersebut, merupakan kamera profesional. Hanya saja, meski kameranya profesional, namun Sekretariat DPRD Siantar tidak memiliki tenaga profesional (fotografer). Pemanfaatan kamera pun ditugaskan kepada ajudan pimpinan dewan.
Saat ditemui jurnalis, Kabag Umum Sekretariat DPRD Siantar, Patresia Marbun mengatakan, pengadaan kamera dilakukan pihaknya, untuk menunjang kebutuhan Pimpinan DPRD Siantar.
“Itu untuk menunjang kegiatan-kegiatan pimpinan (DPRD). Kameranya Canon EOS 5D Mark IV WG lengkap dengan tripod. Pembeliannya dilakukan dengan e-purchasing,” ujar Patresia Marbun, saat ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (02/02/2022).
Katanya, mengingat jenis yang dipakai merupakan kamera profesional, pihak perusahaan pun telah memperkenalkan fitur-fitur kamera kepada ajudan-ajudan pimpinan dewan.
“Kemarin belinya dari marketplace bernama mbizmarket. Perusahaan yang menjualnya juga udah memperkenalkan fitur-fitur kameranya,” sebutnya.
Meski telah difasilitasi kamera profesional sejak tahun lalu, namun publikasi terhadap kegiatan Pimpinan DPRD Siantar masih tampak minim. Seperti di media sosial (medsos). Hal itu diakui Patresia Marbun.
Ungkap Patresia, hal itu salah satunya karena Sekretariat DPRD Siantar tidak memiliki bagian protokoler dan kehumasan, seperti yang ada di Pemko Siantar.
“Sudah kami usulkan peta organisasinya, bahwa kami butuh bidang protokoler dan kehumasan. Cuma belum ada,” ucap Patresia memberi alasan.
Tidak Perlu Kamera Profesional untuk Kegiatan Pimpinan DPRD
Fotografer berpengalaman di Kota Siantar, Dhev Pretes Bakkara mengatakan, untuk “mengambil” gambar maupun video kegiatan Pimpinan DPRD Kota Siantar, tidaklah harus dengan kamera profesional yang harganya cukup mahal.
Menurut Dhev, dengan kamera semi profesional, bahkan dengan kamera “deseler” amatir pun, sudah bisa digunakan untuk mengabadikan moment kegiatan pimpinan dewan.
“Dengan kamera yang harganya di bawa (Rp) 20 juta pun sudah bagus. Aku saja sudah 15 tahun (sebagai fotografer), gak pakai yang seperti itu,” tutur Dhev.
Sedangkan terkait tenaga ajudan pimpinan dewan sebagai pengguna kamera Canon EOS 5D Mark IV WG yang harganya Rp 63 juta, diyakini Dhev, para ajudan itu tidak akan mampu memaksimalkan fungsi dari kamera tersebut dengan baik. Meski telah diperkenalkan fitur kamera dan cara penggunaannya oleh pihak perusahaan penyedia barang. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post