SBNpro – Siantar
Keunggulan Kota Siantar sedang mendapat ancaman dari destinasi Danau Toba. Sehingga Walikota dan DPRD diminta mampu menjawab ancaman tersebut melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Demikian buah pikir Ketua DPC Partai Gerindra Kota Siantar Gusmiyadi SE yang sering disapa Goben. Buah pikir itu ia sampaikan kepada jurnalis di sela-sela perayaan HUT RI ke 77, Rabu (17/08/2022).
“Siantar ini, layaknya kota-kota yang lain di Sumatera Utara, sesungguhnya sedang mendapatkan ancaman. Secara geografis, dulu kita merasa Siantar ini luar biasa sebagai kota transit dan lain sebagainya, karena letaknya yang strategis. Tapi kedepan, dengan diwujudkannya Danau Toba sebagai prioritas pariwisata Indonesia, dan kemudian fasilitas infrastrukturnya juga mulai dibangun dan lain sebagainya, maka Siantar kedepan hanya menjadi kota lintas. Dan ini merupakan bagian dari ancaman,” ucapnya.
Sehingga tantangan (ancaman) dari program destinasi Danau Toba itu, harus dihadapi dengan menjadikan Kota Siantar, juga sebagai destinasi (daerah tujuan).
Dalam hal ini, destinasi yang dimaksud Gusmiyadi tidak hanya sebatas kegiatan di bidang pariwisata. Namun menciptakan Siantar memiliki daya tarik. Hingga nantinya mampu menjadi daerah tujuan. Sehingga tidak hanya sekedar dilintasi dan bukan sebatas persinggahan.
Salah satu solusi untuk menghadapi ancaman destinasi Danau Toba, Gusmiyadi mengatakan, sudah seharusnya Kota Siantar memiliki perguruan tinggi negeri (universitas negeri).
Karena perguruan tinggi negeri memiliki efek domino yang mampu menciptakan peluang ekonomi baru. Serta mampu mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Kota Siantar.
“Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, sudah harus ada etiket yang konkrit, bagaimana kota ini punya perguruan tinggi negeri. Menurut hemat saya, destinasi bukan hanya dikaitkan dengan kegiatan pariwisata, tapi itu bisa juga dijadikan bagian dari kegiatan pendidikan,” ujarnya.
Kemudian, langkah lainnya, ekonomi kreatif haruslah diterjemahkan secara detail dan konkrit, dengan target yang benar-benar terukur, serta selanjutnya dapat terealisasi. Seperti penguatan ekonomi dari bidang seni, kuliner dan lainnya.
“Ekonomi kreatif dengan segala turunannya, harus mampu diterjemahkan secara detail, secara konkrit. Dengan target yang betul-betul terukur dan terealisasi. Pelaku seni saya kira di Siantar gudangnya. Kita menghadapi tumbuhnya industri kuliner kita. Walaupun kita perhatikan tidak ada intervensi pemerintah disana,” sebutnya.
Untuk itu, Gusmiyadi meminta Pemko Siantar selayaknya memiliki kebijakan, agar kegiatan ekonomi kreatif lainnya selain dari sisi kesenian dan kuliner, lebih bergairah keberadaannya. “Tapi justru harus dibuat kebijakan, agar mampu merangsang kegiatan serupa, agar kita bisa lebih besar lagi,” ucap Gusmiyadi.
Tuturnya, secara geografis, Kota Siantar dikelilingi Kabupaten Simalungun yang sangat kuat pada sektor agraria. “Nah, saya pikir, kalau kemudian kita mampu mengkapitalisasikan sumber daya yang ada di Simalungun untuk menjadikan Siantar etalase, sebagai bisway terhadap apa yang dimiliki Simalungun, maka kita akan jadi kota yang besar, kota yang kuat,” ungkapnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post