SBNpro – Siantar
Sebagai wujud toleransi, Gerakan Kebangkitan Simalungun Bersatu (GKSB), menunda aksi doa keprihatinan, yang rencananya akan digelar sejak hari ini, Senin (07/05/18), hingga Rabu (09/05/18) mendatang.
Hal penundaan itu disampaikan Kordinator GKSB, Lisman Saragih, kepada Ketua DPRD Kota Siantar, Maruli Hutapea, didampingi anggota Komisi I DPRD, Denny Siahaan dan kepada sejumlah jurnalis, lewat konprensi pers di Rumah Hordja, hari ini.
Lisman Saragih yang juga Ketua Ikatan Keluarga Islam Simalungun (Ikeis) mengatakan, GKSB tidak mengetahui jadwal MTQ Nasional ke 50 tingkat Kota Siantar digelar hari ini, hingga Rabu mendatang.
Sehingga, GKSB menunda doa keprihatinan, karena waktunya bersamaan dengan jadwal MTQ Nasional ke 50 tingkat Kota Siantar, yang digelar oleh Pemko Siantar.
Penundaan dilakukan, karena etnis Simalungun yang ada di GKSB, mengutamakan ketentraman, kedamaian dan kelancaran pelaksanaan kegiatan keagamaan.
Pun begitu, aspirasi untuk memperjuangkan eksistensi etnis Simalungun, tetap dilakukan, dengan menemui Ketua DPRD Siantar. “Aspirasi tetap disampaikan ke DPRD,” ucap Lisman Saragih.
Pada konprensi pers tadi, salah satu tokoh GKSB, Janwiserdo Saragih menjelaskan, doa keprihatinan atau dalam bahasa Simalungun “tonggo pusok ni uhur”, rencananya dilakukan untuk meminta kepada tuhan, agar DPRD Kota Siantar dibukakan hati dan jiwanya, dalam menyikapi perjuangan etnis Simalungun.
Dalam “tonggo pusok ni uhur” itu, rencananya doa akan dibawakan secara agama islam, katolik, kristen protestan, advent dan lainnya.
Hal itu menurut Janwiserdo, yang juga Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Simalungun Indonesia (KNPSI) menunjukkan etnis Simalungun memiliki toleransi yang luar biasa.
Begitu juga dengan keadaan di bulan Mei 2018 ini, ia menegaskan, kalau GKSB akan menghormati bulan suci Ramadhan. Hanya saja, penyaluran aspirasi akan tetap dilakukan GKSB.
Adapun aspirasi yang akan diperjuangkan GKSB berupa, indikasi terjadinya praktek penghapusan keberadaan etnis Simalungun di tanah leluhurnya, yakni di Kota Siantar.
Editor : Purba
Discussion about this post