SBNpro – Siantar
Benarkah penamaan Gunung Simbolon di Kabupaten Simalungun ada kaitannya dengan marga Simbolon?
Untuk memperjelas kisah penamaan gunung tersebut, Harungguan Purba Simalungun Indonesia (HPSI) akan menggelar forum group diskusi (FGD).
“Agar masyarakat dan generasi muda Simalungun memahami asal-usul penamaan Gunung Simbolon, dalam waktu dekat ini Harungguan Purba akan menggelar FGD,” ucap Sekretaris Umum HPSI Rohdian Purba MSi, menyampaikan hasil rapat HPSI, beberapa hari lalu.
FGD perlu digelar, agar masyarakat Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun, bahkan masyarakat negeri ini, tidak keliru dalam memahami suatu nama yang terkesan berasal dari luar Simalungun.
Dari kisah yang diturunkan dari generasi tua kepada generasi selanjutnya di Simalungun, nama Gunung Simbolon bukan berasal dari nama salah satu marga di Sumatera Utara. Atau, bukan dari marga Simbolon.
Melainkan, sebut Rohdian, penyebutan nama Gunung (Dolog dalam bahasa Simalungun) Simbolon berawal dari keberadaan kera dalam bahasa Simalungun disebut imbou atau si imbou (si kera).
Dimana, pada era terdahulu, di gunung yang notabene merupakan hutan tersebut, tidak sedikit ditemukan kera berukuran besar. Oleh “orang” Simalungun di era itu menyebutnya Siimbou Bolon, yang artinya kera raksasa (kera berukuran besar/imbou bolon dalam bahasa Simalungun).
Hanya saja, lanjut Rohdian, semakin lama, diperkirakan agar lebih mudah diucapkan, maka disebutlah, Siimbou Bolon menjadi Simbolon.
Kemudiam, karena di gunung itu banyak kera berukuran besar, maka disebutlah nama gunung tersebut, awalnya Siimbou Bolon, kemudian berubah menjadi Simbolon.
“Jadi itulah kisah yang kita dengar dari orang-orang tua kita dulu. Awalnya Siimbou Bolon, berubah menjadi Simbolon,” ujar Rohdian.
Pun begitu, untuk menguatkan kisah yang diturunkan generasi Simalungun terdahulu, maka Harungguan Purba Simalungun Indonesia (HPSI) akan menggelar FGD, dengan menghadirkan narasumber yang kompeten.
Untuk itu, peran serta masyarakat Siantar dan Simalungun diharapkan untuk mendukung FGD yang akan digelar HPSI.
“Mari kita bersama untuk mempertahankan kisah dan budaya Simalungun, agar tetap lestari dan dapat dihargai elemen masyarakat lainnya,” katanya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post