SBNpro – Samosir
Diperkirakan ratusan jerigen tuak masuk ke Samosir setiap hari, umumnya masuk melalui Tigaras dari Pelabuhan Simanindo. Tuak itu diduga berasal dari Simalungun bahkan dari Kabupaten Asahan. Melihat banyaknya tuak “impor” itu, Pemkab Samosir khawatir tuak itu sebagian sudah dioplos.
Untuk menghindari masuknya “tuak oplosan” itu, Disnaker Koperindag Samosir mulai melakukan monitoring untuk setiap tuak yang masuk. Tujuannya, untuk melindungi konsumen yang umumnya Samosir maupun pendatang dan wisatawan.
Hal ini ditegaskan Sekretaris Disnaker Koperindag Saut Limbong, Selasa (25/04/18), seusai melakukan Rapat Koordinasi dengan Polres Samosir di Pangururan.
“Masih segar kita ingat, bagaimana minuman oplosan si Jawa Barat memakan puluhan korban jiwa. Kita tidak ingin hal itu terjadi. Harus segera kita antisipasi. Ini tanggugjawan pemerintah juga,” ujarnya.
Terkait minuman tuak, dia mengatakan masih kategori minumlam legal berdasarkan kearifan lokal dan tidak pernah membahayakan. Tuak menjadi persoalan jika di permentasi dan dioplos dengan zat berbahaya.
Menurut Saut, monitor yang akan dilakukan secara berkala nantinya, tentu melibatkan berbagai elemen, karena perlu sampel untuk diuji lab.
“Mengoplos tuak sama dengan mengoplos minuman beralkohol dan bisa kena jerat hukum. Kita juga sangat berterimakasih ke pihak Polres Samosir, yang mendukung langkah Pemkab mengadakan monitor minuman oplosan,” imbuhnya.
Penulis : Robin
Editor : Sitanggang
Discussion about this post