SBNpro – Siantar
Irigasi primer milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) sudah sejak lama alami kerusakan di empat titik di Kota Siantar. Dampaknya sekira 129 hektar lahan pertanian sawah di kota itu tidak mendapat pasokan aliran air. Akibatnya, produksi padi di Siantar berkurang hingga 1.290 ton per tahun.
Demikian disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Siantar, Ir Ali Akbar, Rabu (27/01/2021) di kantornya, Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba.
Katanya, kerusakan irigasi itu dua titik di Kecamatan Siantar Sitalasari. Persisnya di Kelurahan Bahkapul dan di Kelurahan Bah Sorma. Akibat kerusakan itu, 44 hektar lahan pertanian sawah terkena dampak. Kerusakan sudah berlangsung sekira dua tahun yang lalu.
Kemudian satu titik kerusakan di Kelurahan BP Nauli, Kampung Gunung, Kecamatan Siantar Marihat. Kerusakan terjadi sejak 4 tahun lalu. Akibatnya, 55 hektar lahan pertanian sawah tidak dapat pasokan aliran air.
Satu titik kerusakan lagi terdapat di Kelurahan Simarimbun, Kecamatan Siantar Marimbun. Kerusakan sejak 4 tahun lalu itu, membuat 37 hektar lahan pertanian terkena dampak. “Total 129 hektarlah yang terdampak,” ujarnya.
Masih menurut Ali Akbar, irigasi primer yang rusak itu merupakan milik dan tanggungjawab dari Pemprovsu. Dalam hal ini melalui Dinas Pengairan dan Sumber Daya Alam (PSDA) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Katanya, usulan perbaikan saluran irigasi primer itu kerap disampaikan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Pemprovsu. Namun hingga saat ini belum juga diperbaiki. “Usulan setiap tahun diusulkan lewat Musrenbang Provinsi,” ucap Ali Akbar.
Dijelaskan juga oleh Ali Akbar, setiap hektar lahan pertanian sawah, biasanya untuk satu kali masa panen menghasilkan 5 ton padi (gabah kering). Sedangkan dalam satu tahun, ada dua kali masa panen.
Sehingga, sebutnya, dampak dari rusaknya irigasi primer milik Pemprovsu itu membuat produksi padi di Kota Siantar berkurang sekira 1.290 ton per tahun. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post