SBNpro – Siantar
Ketua Institute Law and Justice (ILAJ), Fawer Full Fander Sihite merasa terpanggil untuk memperbaiki Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. Terlebih tahun ini, masyarakat memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan lewat Pemilu yang akan digelar 17 April 2019 mendatang.
Untuk itu, dimoment menjelang Pemilu tahun 2019 ini, ia berharap masyarakat Siantar segera menyadari pentingnya memilih calon legislatif yang tepat, untuk menjadi wakil rakyat. Agar yang dipilih, merupakan wakil rakyat yang memiliki integritas dan kemampuan untuk mengkritisi kebijakan yang tidak pro rakyat.
Tentunya, lanjut Fawer Full Fander Sihite, dalam menentukan pilihan, agar masyarakat tidak memilih calon legislatif (caleg) yang membagi-bagi uang, atau yang melakukan money politik (politik uang).
Sehingga, dalam pemahaman Fawer, masyarakat lebih baik memilih caleg miskin secara ekonomi, namun memiliki integritas dan kemanpuan mengkritisi yang jelas. Katanya, saat ini banyak caleg yang memiliki integritas dan kemampuan, namun terkendala di kemampuan finansial untuk bersosialisasi (kampanye).
“Oleh karena itu, jangan pilih caleg yang membagi-bagi uang, tetapi pilihlah yang miskin tetapi kritis, dalam pengamatan saya, masih ada dari beberapa calon anggota legislatif ini, yang sudah lama diparlemen jalanan atau aktif sebagai kontrol sosial, namun mereka sulit untuk menang dikarenakan kekurangan uang,” ujar Fawer Full Fander Sihite, Jumat (25/01/2019).
Dengan demikian, Ketua ILAJ yang baru mendapatkan gelar master ini sangat berharap kepada masyarakat, supaya jeli dalam menentukan pilihan. Sehingga tidak tertipu dan tidak kecewa di lima tahun kedepan.
Dicontohkan Fawer, ada beberapa caleg di Siantar yang memiliki latar belakang aktivis “jalanan” yang integritas dan jiwa kritisnya telah teruji. Bahkan mereka intens dalam menyuarakan kepentingan rakyat lewat “parlemen jalanan”.
“Untuk melihat hal ini (untuk melihat caleg yang berkemampuan dan berintegritas), masyarakat harus jeli. Jangan mau kembali tertipu. Dan jangan sampai menyesal karena yang menang hanyalah genderuo bertubuh manusia,” ucapnya.
Hal itu diwacanakan Fawer, karena ia kecewa menyaksikan parlemen yang ada saat ini dan yang sebelumnya. Apalagi saat ini, isu money politik sangat kuat di Kota Siantar.
Sehingga, caleg yang membagi-bagi uang di Pemilu 2019 nanti, bila terpilih, ia yakini nantinya menjadi anggota dewan yang akan “merampok” kepentingan dan kebutuhan rakyat.
Padahal, lanjutnya, pengawasan terhadap eksekutif (pemerintah) sangat diperlukan, guna mengawal kebijakan yang pro rakyat. Untuk itu, Fawer kembali menegaskan, agar masyarakat Siantar dan Simalungun tidak memilih caleg yang membagi-bagi uang untuk membeli suara.
Editor : Purba
Discussion about this post