SBNpro – Siantar
Tidak sedikit kegundahan atau keresahan anak muda di Kota Siantar. Terkhusus tentang perhatian pemerintah terkait ruang diskusi, fasilitas olahraga, seni, penghargaan bagi yang berprestasi, serta bentuk lainnya.
Rasa gundah itu pun tumpah, saat seratusan anak muda “nongki bareng” bersama Mangatas Silalahi dan Ade Sandrawati Purba (Mantap), di Cafe Dimensi Jalan Bali, Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar, Sabtu 21 September 2024.
Pada “nongki bareng” tersebut, kegundahan anak muda itu pun dijawab tuntas oleh Mangatas Silalahi dan Ade Sandrawati Purba.
Kontrak politik pun disodorkan diakhir acara. Tanpa ragu, kontrak politik itu ditandatangani Mangatas dan Ade Purba. “Mantap,” teriak sejumlah peserta diskusi sambil bertepuk tangan.
“Nongki bareng” itu dikemas dalam bentuk diskusi. Dengan tajuk, kolaborasi dan partisipasi kaum muda dalam membangun Kota Siantar bersama bacalon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Siantar Mangatas Silalahi SE dan Dr Ade Sandrawati Purba SH MH.
Peserta diskusi umumnya berisi anak muda. Baik mahasiswa, aktivis muda, maupun pekerja seni dan lainnya. Semangat anak muda cukup terasa, selama sesi diskusi dibuka.
Mereka tampil kritis. Mereka tidak menginginkan pemimpin yang tidak mampu menggerakkan anak muda. Karena mereka ingin, buah pikir dan kreasi dari anak muda menjadi bagian dari pembangunan di Kota Siantar.
Armada Simorangkir, misalnya. Ia meminta agar pemimpin di Kota Siantar mendengarkan aspirasi mahasiswa maupun anak muda, dengan membuka ruang diskusi.
“Anak muda harus diberikan ruang aspirasi,” ujar Ketua Gerakan Anak Muda Peduli Rakyat (Gampera), Armada Simorangkir.
Sementara seorang anak muda bermarga Simbolon mengingatkan kebutuhan anak muda akan stadion sepakbola “Kami minta, bila Mangatas dan Ade Purba terpilih, agar melanjutkan pembangunan Stadion Sangnaualuh,” pintanya.
Hal yang nyaris sama disampaikan mahasiswa Universitas Simalungun (USI) Andri Napitupulu. Mahasiswa Fakuktas Hukum ini berharap, agar pemimpin bersedia mengajak aktivis muda berdiskusi untuk mendapatkan ide dan gagasan dalam membangun Kota Siantar.
“Jadi kami salut kepada Bapak Mangatas dan Ibu Ade Purba yang mau dan berani berhadapan dengan anak muda maupun mahasiswa dalam ruang diskusi ini,” sebut Andri Napitupulu.
Mahasiswa USI lainnya, Daniel Simanjuntak meminta, supaya pemimpin memperhatikan talenta (bakat) anak muda, agar tidak “diserobot” daerah lain. Seperti atlet MMA Jeka Saragih yang mengorbit dari Kota Batam.
Selain itu, katanya, pemerintah juga harus memfasilitasi kebutuhan anak muda berbakat. Baik di bidang olahraga, seni, dan lainnya.
Terhadap keresahan itu, Ade Purba mengatakan, bila ia dan Mangatas Silalahi dipercaya untuk memimpin Kota Siantar, maka anak muda tidak perlu khawatir. Karena fasilitas untuk anak muda akan diberikan.
Bahkan, di masa kepemimpinan Mangatas dan Ade Purba nantinya bila terpilih, akan membuka ruang kepada anak muda untuk berada di dalam “struktur” pemerintahan. “Misal, jadi staf ahli,” tutur Ade, sembari menambahkan, bagi atlet berprestasi, akan diberikan pekerjaan yang layak.
Usai Ade memberikan tanggapan, Mangatas Silalahi menambahkan di Kota Siantar banyak muncul lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun organisasi non pemerintahan.
Hal itu muncul, karena ruang aspirasi dan diskusi tidak terbuka di Kota Siantar. “Banyak LSM muncul karena tersumbat saluran aspirasinya, dampak dari pemerintah tidak memberikan ruang untuk itu,” katanya.
Untuk itu nantinya, lapangan Simarito (lapangan Adam Malik), sebut Mangatas, akan digunakan menjadi salah satu fasilitas untuk anak muda dalam berkreasi. “Jadi kalau Perdanya tidak cocok, akan kita cabut,” ungkap Mangatas.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Siantar ini juga menyampaikan tentang pentingnya ruang aspirasi atau ruang diskusi bagi kaum muda untuk didengarkan oleh pemimpin.
“Kami akan berikan ruang. Dan kami akan siap mendengar. Bagaimana mungkin kita bisa sejahterakan rakyat, bila diskusi pun tidak pernah dilakukan. Makanya nanti kita akan buka ruang diskusi dengan rakyat,” tandas Mangatas.
Usai diskusi, Ketua Gampera bersama peserta diskusi menyodorkan kontrak politik kepada Mangatas dan Ade Purba. Kontrak politik itu, langsung ditandatangani usai dibacakan Armada Simorangkir.
Adapun isi dari kontrak politik tersebut adalah:
1. Memberikan ruang partisipasi dan peran bagi kaum muda untuk ikut serta terlibat dalam kebijakan dan program-program pembangunan di Kota Pematangsiantar.
2. Keberpihakan anggaran pengembangan dan program-program kepemudaan secara proporsional di dalam struktur pembiayaan daerah (APBD).
Sementara, ketika hendak meninggalkan lokasi “nongki bareng”, saat disinggung tentang ketidakraguan Mangatas dan Ade Purba meneken kontrak politik, Mangatas menegaskan, bahwa hal yang dimintakan para anak muda tersebut, merupakan sesuatu yang harus dilakukan pemimpin.
Sehingga menurutnya, tidak ada yang perlu khawatirkan, bila calon pemimpin itu memiliki niat yang tulus membangun Kota Siantar.
“Tidak perlu ragu. Apalagi khawatir. Yang mereka mintakan, hal yang layak dilakukan pemimpin. Tanpa kontrak pun, itu harus dilakukan. Jadi gak perlu takut dengan kontrak politik, selama kita tulus untuk membangun dan melayani di kota ini,” ujar Mangatas Silalahi. (*)
Discussion about this post