SBNpro – Siantar
Nirma Gultom (36 tahun) mengundurkan diri (graduasi mandiri) dari penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Ia dan keluarganya tak lagi menerima bantuan sosial dari pemerintah, karena sudah keluar dari garis kemiskinan (hidup susah).
Wanita itu mengundurkan diri dari penerima manfaat PKH dengan sukarela, dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Ia berharap, bantuan dari PKH itu dapat diterima oleh warga lain yang membutuhkan.
Mundur dari penerima PKH dilakukan, pasca suaminya telah bekerja kembali. Suaminya kini bekerja di proyek, sebut Kepala Bidang Sosial pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Siantar, Drs Risbon Sinaga.
“Saya bersyukur sudah bangkit dari kemiskinan ini karena suami sudah bekerja dan sudah bisa mandiri, semoga bisa memberikan kesempatan bagi orang yang masih dibawah perekonomiannya dan saya juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Kementerian Sosial,” ucap Nirma Gultom.
Selama mendapat bantuan sosial, kata Nirma, ia selalu dibimbing dan diberikan motivasi dari pendamping, untuk dapat bangkit dan berusaha meningkatkan pendapatan maupun taraf hidup.
Mengetahui informasi itu, Koordinator PKH Kota Siantar, Rudi Hartono berkunjung ke rumah Nirma Gultom di Jalan Pisang Kelurahan Pardamean, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Siantar yang mengundurkan diri secara mandiri untuk memberikan apresiasi.
Menurut Rudi Hartono, KPM yang mengundurkan diri dalam kondisi sulit, selama ini dilakukan oleh Pendamping PKH Kecamatan Siantar Marihat, Kelurahan Pardamean yang benar-benar telah berhasil.
“Tidak sia-sia usaha dari Pendamping PKH selama ini dalam melaksanakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan mengisi materi-materi dan informasi yang dapat menggugah hati dan perasaan kepada KPM PKH sehingga berani menyatakan diri keluar dari kepesertaan dan Graduasi mandiri,” kata Rudi Hartono
Ketu Pelaksana Program Keluarga Harapan (PPKH) Kota Siantar yang juga Kabid Sosial, Drs Risbon Sinaga MM menyambut baik dan mengapresiasi serta berharap kepada seluruh peserta-peserta KPM PKH yang lain, jika kondisi ekonomi sudah membaik dan mampu, dapat mencontoh yang dilakukan Nirma Gultom. “Ibu Nirma Gultom ini layak dicontoh,” ucap Risbon Sinaga.
Dengan kepedulian Nirma Gultom seperti itu, sebut Risbon, bantuan dari PKH dapat diberikan kepada warga yang membutuhkan. Untuk itu, kepada keluarga penerima manfaat (KPM) secara khusus KPM PKH, diharapkan giat meningkatkan taraf hidupnya. “Jangan justru jadi berleha-leha (malas), dengan adanya bantuan sosial dari PKH.
“Bantuan dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial bukanlah bantuan seumur hidup, atau berupa warisan. Karena masih banyak lagi yang lebih layak menerima. Ada yang belum tersentuh bantuan sama sekali dari pemerintahan. Oleh karena itu, kepada seluruh KPM PKH lain, khususnya KPM PKH Tahun 2014 harus siap keluar dari kepesertaan PKH jika ekonomi sudah mapan,” harap Risbon Sinaga.
Dijelaskan Risbon, dari tahun 2014 hingga tahun 2021 ini, sudah ada sekitar 1500 warga yang keluar dari KPM PKH. “Terutama, disaat penempelan stiker PKH di rumah warga. Banyak yang mundur saat itu,” ucapnya, Jumat (23/04/2021), di ruangan kerjanya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post