SBNpro – Siantar
Longsor landa Kota Siantar di sepanjang musim hujan tahun 2022 ini. Sedikitnya 13 titik longsor ditemukan di berbagai kelurahan di kota itu. Teranyar di Jalan Flores II Gang Damai, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat.
Sesuai data yang diterima dari Plt Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar, Robert Samosir, dari 13 titik longsor tersebut, 8 diantaranya telah diusulkan ke Walikota Siantar untuk penetapan tanggap bencana.
“Saat ini (8 titik longsor), usulan penanganan longsor (dari BPBD) masih proses eksaminasi di Bagian Hukum,” ucap Robert Samosir, Senin (10/10/2022).
Adapun 8 usulan penanganan longsor di berbagai kelurahan tersebut adalah longsor yang terjadi di:
1. Jalan Justin Sihombing, Kelurahan Siopat Suhu
2. Jalan Meranti Ujung, Kelurahan Kahean
3. Jalan Handayani, Kelurahan Bah Kapul
4. Jalan Pematang Raya, Kelurahan Siopat Suhu.
5. Belakang SD Negeri 122358, Kelurahan Sumber Jaya
6. Jalan Bahkora II, Kelurahan Marihat Jaya
7. Jalan Seram Bawa Gang Hayati, Kelurahan Bantan
8. Jalan DI Panjaitan Gang Waduk, Kelurahan Naga HutabTimur
Sedangkan longsor di Jalan Flores II Gang Damai, Kelurahan Bantan yang terjadi Kamis (06/10/2022) sekira jam 17.00 WIB, belum diusulkan BPBD ke walikota. Karena Lurah Bantan, Azis belum mengusulkan secara resmi le BPBD.
“Surat dari Lurah belum ada. Harus ada lah. Mana bisa cuma diberitahu melalui telepon. Kalau sudah ada surat dari lurah, nanti akan diusulkan,” tandas Robert Samosir.
Selain yang di Jalan Flores II, BPBD nantinya, juga akan mengusulkan longsor yang terjadi di Jalan Viyata Yudha Kelurahan Setia Negara, Jalan Bulu Tangkis Gang Budi Kelurahan Banjar.
Lebih lanjut disampaikan Robert, juga terdapat 3 titik longsor lainnya, yakni, di Jalan Anggrek Perumahan Kasper, Kelurahan Tambun Nabolon, Jalan Kertas Kelurahan Siopat Suhu dan di Jalan Manunggal Kelurahan Martoba.
Hanya saja, ke tiga titik longsor itu, dalam hal penanganan rekontruksi, diteruskan (didisposisikan) BPBD ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Siantar.
Sementara itu, longsor di Jalan Flores II Gang Damai, membuat bagian belakang bangunan dua unit rumah, roboh. Dua rumah itu ditempati Herman beserta anak-anak dan istrinya, serta Suriati bersama keluarganya.
Kata Herman, longsor terjadi saat hujan deras mengguyur Kota Siantar. Ketika itu ia cukup terkejut, saat mendengar suara benturan yang keras dari belakang rumahnya.
Rasa terkejut pun berubah menjadi duka, pasca Herman menyaksikan bagian belakang rumahnya ikut tergerus longsor.
Bukan hanya itu, bagian bangunan lainnya, juga banyak yang retak. Bahkan ada yang terlepas dari tiang (tonggak). Hal yang sama, terjadi pula terhadap rumah Suriati yang ada disebelah rumah Herman.
“Ada tiga meter lah (bangunan) yang ikut roboh,” ungkapnya, sembari menambahkan, tembok penahan bagian atas yang dibangun warga juga turut ambruk.
Selain membuat roboh bangunan belakang rumah dan tembok penahan bagian atas, pantauan SBNpro, tampak tembok penahan sungai (bagian bawa) yang dibangun BPBD tahun lalu, juga ada yang ambruk, berlubang dan tertimbun longsor.
“Bangunan tembok penahannya ini gantung. Tidak sampai menutup bagian jurang lainnya. Mungkin gara-gara gantung inilah, makanya longsor terjadi. Tetkikis. Terkikis sedikit-sedikit, lalu longsor,” ucapnya.
Tembok penahan sungai tersebut, kata Herman, sebelum terjadi longsor, sudah lama retak. Kondisi itu sudah dilapor ke pihak Kelurahan Bantan. Hal itupun dibenarkan Lurah Bantan.
Menurut Azis, pihaknya melaporkan kondisi tembok penahan sungai yang retak ke BPBD pada 29 September 2022. Hanya saja, kondisi bencana longsor yang terjadi hari Kamis lalu, belum ia laporkan secara resmi.
“Sudah sampaikan melalui telepon,” sebutnya, lalu, beberapa saat kemudian, Azis mengatakan, ia akan membuat surat laporan (usulan penanganan) bencana longsor secara tertulis ke BPBD. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post