SBNpro – Siantar.
Miris! Lampu ‘Traffic Light’ warna Merah, Kuning dan Hijau yang ada di Jalan Sudirman simpang Jalan Kartini menyala sekaligus. Rabu (30/05/18) sore.
Tak pelak, penampakan yang tidak seharusnya terjadi itu, menimbulkan tanya. Mengurus ‘Traffic Light’ saja tak mampu, bisakah Siantar jadi mantap, maju dan jaya?
Persoalan ‘Traffic Light’ di Kota Siantar sepertinya tidak akan pernah habis. Persoalan yang sama selalu ada dari tahun ke tahun, muncul dugaan bahwa persoalan itu sengaja ‘dipelihara’.
Wajar bila dugaan persoalan itu sengaja dipelihara, sebab tidak sedikit dana dari APBD yang digelontorkan untuk mengurusi ‘Traffic Light’ yang ada di Kota Siantar.
Buktinya, tahun 2017 lalu, untuk ‘Traffic Light’, pihak Dinas Perhubungan Siantar menghabiskan anggaran sebesar sekitar Rp 1,47 Miliar. Hal ini terungkap dalam rapat Komisi III DPRD.
Dalam rapat kerja bersama Komisi III membahas Laporan Pertanggungjawaban APBD 2017 itu, Kepala Dinas Perhubungan Siantar, Esron Sinaga, terdengar mengeluhkan kesadaran pengendara mentaati rambu ‘Traffic Light’.
Keluhan atas kurangnya kusadaran itu disampaikan Esron saat menjawab pertanyaan seorang anggota Komisi III, Yessika Pratiwi Sidabalok, terkait penggunaan anggaran sebesar Rp 1,47 miliar untuk ‘Traffic Light’ tersebut.
“Di (Traffic Light) Jalan Patuan Nagari, sudah dilarang angkutan masuk. Waktu ada sosialisasi, masih ditaati. Sekarang, adapun (Petugas Dishub) yang jaga di situ, merah pun dilewatinya terus,” cecarnya.
‘Traffic Light’ di Jalan Melanthon pun, kata Esron, saat lampu merah juga diterobos. Saat ‘Traffic Light’ rusak, ia pernah diteriaki warga yang mempertanyakan kerusakan ‘Traffic Light’ yang lampunya selalu merah.
“Waktu (Traffic Light rusak) merah terus. Woi pak Kadis, kenapa ini merah terus. Giliran sudah diperbaiki, lampu (sedang) merah pun dilewati terus,” cecar Esron dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi III, Hendra PH Pardede, di ruang Komisi III, pada Rabu (30/05/18) sore. (*)
Discussion about this post