SBNpro – Siantar
Maling terkesan merajalela di Siantar. Kota itu pun semakin rawan. Pelaku tak pandang buluh. Masyarakat golongan lemah pun dilibas. Seperti dialami pedagang nasi goreng, Bambang Subali, pada dini hari, Sabtu (15/10/2022).
Dini hari itu, Subali benar-benar apes. Sekira jam 03.00 WIB, ia hendak menutup lapak jualan nasi gorengnya di Jalan Kartini. Hanya saja, niatnya tertunda atas kehadiran pengendara sepeda motor tanpa nomor polisi.
Pengendara sepeda motor itu seorang pria yang dianggap Subali sebagai calon pembeli. Pasalnya pria tersebut memesan dua porsi (dua bungkus) nasi goreng.
Merasa akan mendapat tambahan penghasilan, Bambang Subali berusaha memenuhi pesanan pria tak dikenal tersebut. Meski di pagi hari menjelang subuh itu, telur sebagai bahan membuat nasi goreng sudah tidak ada.
Sebagai upaya, korban berusia 37 tahun ini membeli telur ke Indomaret yang tidak begitu jauh dari lapak berjualannya, dengan berjalan kaki.
Hanya saja, saat kembali dari membeli telur, pria yang memesan nasi goreng sudah tidak lagi ada disana. Lalu Subali melihat laci tempat penyimpanan uang hasil dagangan, kondisinya terbuka.
Niatnya untuk membiayai kebutuhan keluarga, termasuk untuk biaya anaknya yang sekolah, harus diusahakan lagi olehnya. Pasalnya, uang hasil penjualan setelah begadang, ludes digondol maling yang berpura-pura sebagai pembeli. Ponselnya juga turut dibawa kabur.
“Dia mesan nasi dua bungkus, karena telor (telur) habis, kutinggalkan sebentar ke Indomaret untuk membelinya. Begitu aku pulang ke warung, dia sudah gak ada lagi. Kulihat laci steling sudah terbuka. Lemas kali aku bang, uang penjualan dan handphone hilang,” ucap Bambang Subali.
Ketika itu, korban sempat berupaya hendak mengejar pelaku. Akan tetapi, maling itu sudah mengantisipasinya. Ban sepeda motornya digembosi. Serta tali gasnya diputus. Upaya pengejaran pun gagal dilakukan.
Peristiwa itu pun cukup membuatnya bersedih. Sebab ponsel dan modalnya berjualan, menjadi permasalahan yang harus ia tuntaskan di masa yang cukup pelik sekarang ini.
“Sedihlah bang. Mana uang penjualan sama modal dan HP (ponsel) untuk cari makan habis semua dibawanya. Tali gas keretaku (sepeda motor) pun diputuskannya bang. Menangislah awak dibuatnya. Subuh-subuh harus pulang mendorong kereta sampai kerumah,” sebutnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post