SBNpro – Siantar
Pasca anggaran puluhan miliar rupiah dihabiskan untuk mengembalikan fungsi dan manfaat Stadion Sangnaualuh melalui sejumlah proyek revitalisasi tahun 2017, 2018, 2019 dan tahun 2021, hanya saja kondisi stadion tersebut saat ini, malah hancur lebur.
Terkait hancurnya kontruksi bangunan Stadion Sangnaualuh, disebut karena besi kontruksi bangunan dicuri. Namun ada juga yang menduga, karena gagal kontruksi. Seperti dugaan yang disampaikan Ketua DPC Pijar Keadilan Kota Siantar Carles Siahaan SH.
Terkait kondisi satu-satunya stadion di Kota Siantar tersebut, Anggota DPRD Kota Siantar, Denny TH Siahaan sangat menyayangkan semakin buruknya kondisi Stadion Sangnaualuh setelah anggaran habis hingga puluhan miliar rupiah.
“Sangat disayangkan hal itu bisa terjadi,” sebut Denny Siahaan melalui pesan Whatsapp (WA), Selasa (28/06/2022).
Denny kesal, karena tidak sedikit anggaran yang telah digelontorkan untuk memperbaiki Stadion Sangnaualuh tersebut. “Seandainya anggaran tersebut digunakan untuk ke pembangunan yang lain, jauh lebih berdampak baik terhadap masyarakat,” ungkapnya.
Untuk itu, Denny Siahaan yang juga Ketua Komisi III DPRD Kota Siantar, berjanji akan menindaklanjuti keberadaan Stadion Sangnaualuh melalui rapat dengar pendapat (RDP) dengan pimpinan OPD (organisasi perangkat dearah) yang berhubungan di lingkungan Pemko Siantar.
“Hal ini akan kami pertanyakan dalam RDP selanjutnya, siapa yang akan bertanggung jawab dalam permasalahan ini,” sebutnya.
Bukan hanya itu, bila RDP tidak bisa menghasilkan solusi, anggota dewan ini akan meminta aparat penegak hukum (APH) untuk menggelar penyelidikan terkait hancurnya Stadion Sangnaualuh. “Bila tidak ada solusi, maka kami akan meminta bantuan agar APH turun tangan dalam persoalan ini,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Stadion Sangnaualuh yang terletak di Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar, Sumatera Utara, kondisinya sangat memprihatinkan.
Ironinya, kondisi memprihatinkan itu terjadi, setelah Pemko Siantar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Siantar menghabiskan anggaran perbaikan sekira Rp 22 miliar.
Anggaran Rp 22 miliar itu dihabiskan Dinas PUPR melalui proyek perbaikan. Proyek itu diadakan tahun anggaran 2017, 2018, 2019 dan terakhir tahun 2021 yang lalu. Hanya saja, belum lagi hasil dari pengerjaan proyek dimanfaatkan, kondisi stadion malah sudah hancur dan berantakan.
Pantauan SBNpro, Senin (27/06/2022), bangunan tribun tertutup yang sudah menghabiskan anggaran dua puluhan miliar rupiah, bentuknya tidak lagi dapat disebut sebagai tribun. Nyaris seluruh bangunan hancur.
Atapnya tidak lagi ada. Rangka atap pun telah raib. Kontruksi bangunan tempat duduk untuk penonton, “babak belur” (hancur).
Kemudian, tidak ada lagi tanda kehormatan untuk bangunan tribun kehormatan. Kerangka besi yang sangat tebal pada kontruksi bangunan tribun tertutup, ada yang nyaris tumbang dan ada pula yang telah sirna.
Keadaan lapangan tak kalah memprihatinkan. Hamparan lapangan dipenuhi tumbuhan semak belukar. Rumput lapangan sepak bola, nyaris tidak terlihat di permukaan, karena tertutup tumbuhan semak belukar.
Kondisi tanah di lapangan masih bergelombang, serta cendrung seperti kuali. Pasalnya, bagian sisi luar lapangan tampak lebih tinggi dari bagian lapangan. Persisnya, bagian parit serapan yang ada di sisi luar lapangan, lebih tinggi dari lapangan.
Editor: Purba
Discussion about this post