SBNpro – Siantar
REM, terduga pelaku penikaman istri di ATM BRI Jalan Kartini, Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar, Kota Siantar, Sumatera Utara, Selasa (23/11/2021), ternyata seorang resedivis.
Sesuai informasi yang diperoleh SBNpro.com dari website Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri (PN) Pematangsiantar, https://sipp.pn-pematangsiantarkota.go.id, sebelumnya, REM sudah 3 kali masuk penjara dalam perkara pencurian dan penipuan.
Dari website SIPP tersebut, tahun 2016 lalu, persisnya pada tanggal 6 Pebruari 2016, REM bersama RM melakukan tindak pidana penipuan. Atas perbuatannya, REM divonis bersalah oleh hakim PN Pematangsiantar dan dijatuhi hukuman 1 tahun 3 bulan penjara. Vonis dijatuhkan hakim pada 14 Juni 2016.
Sekira dua tahun kemudian, tepatnya pada 28 Pebruari 2018, REM bersama 4 rekannya melakukan tindak pidana pencurian dengan pemberatan. Ia bersama 4 rekannya dijatuhi hukuman 4 tahun penjara, juga oleh hakim PN Pematangsiantar.
Putusan (vonis) 4 tahun penjara ditetapkan hakim pada 16 Juli 2018. Saat itu, REM bersama SFS, FAS, FMDS dan RRS mencuri emas sebanyak 66,05 gram, HP Samsung dan uang tunai Rp 6 juta dari dalam mobil di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar.
Teranyar, REM kembali dipenjara karena kembali melakukan aksi pencurian. Ia dan rekan-rekannya merampas ponsel pejalan kaki di Jalan Manunggal Karya, pada 13 Nopember 2020 yang lalu.
Terhadap tindak pidana itu, REM dijatuhi hukuman penjara 1 tahun oleh hakim PN Pematangsiantar. Putusan ditetapkan hakim pada 10 Maret 2021 yang lalu. Sedangkan rekannya RAS divonis 6 bulan penjara.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, REM (bukan RM) menikam bagian kepala dan tangan korban. Saksi mata, Jhon Sijabat, seorang juru parkir (jukir) di dekat ATM Jalan Kartini, berupaya melakukan upaya penyelamatan, dengan menahan RM, agar tidak lagi masuk ke dalam ruangan ATM.
Selanjutnya, korban dibawa Jhon Sijabat ke Polres Siantar. Kemudian korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) dr Djasamen Saragih Kota Siantar untuk mendapatkan pertolongan medis dan keperluan visum.
Ditemui di RSU dr Djasamen Saragih, Jhon Sijabat mengatakan, awalnya Ega masuk ke ruangan ATM Jalan Kartini. Tidak beberapa lama, RM tiba dilokasi, dan langsung masuk ke ATM.
Di ruangan ATM, REM menikam bagian kepala korban. Lalu, Jhon sempat menarik REM keluar dari ATM. Namun kemudian REM kembali masuk ke ATM. Saat itu sempat berteriak kesakitan. “Aduh ma, aduh pung,” ucap Jhon Sijabat meniru teriakan kesakitan dari Ega.
Namun teriakan itu tidak dipedulikan. RM kembali melakukan penikaman. Kali ini bagian tangan korban yang terkena tikaman. Sebutnya, saat itu REM menyebut akan membuat korban mati. “Harus mati kau disini,” ucap Jhon meniru ucapan REM saat melakukan penikaman.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Siantar AKP Banuara Manurung menduga, REM melakukan penikaman karena dendam. Dendam dipicuh, sebab korban hendak menceraikan REM.
“Motifnya dendam. Karena pelaku mau diceraikan sama korban,” ujar Banuara Manurung saat ditemui jurnalis di RSU dr Djasamen Saragih.
Informasi yang dihimpun, sebagai suami istri, sudah cukup lama Ega dan RM tidak tinggal satu rumah. Dimana, Ega disebut sudah 6 bulan tinggal di rumah kos Jalan Sadum, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat. Sedangkan REM disebut tinggal di Jalan Tongkol, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur.
Pasangan suami istri tersebut memiliki satu anak yang masih berusia 3 tahun. Ega merupakan anak kedua dari 5 bersaudara. Orang tua Ega tinggal di Jalan Jeruk, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post