SBNpro – Siantar
Trend sesat menyayat tangan oleh pelajar SD dan SMP ditemukan di Kota Siantar. Kali ini, ditemukan secara langsung oleh Anggota DPRD Kota Siantar dari Fraksi Partai Golkar, Hendra Pardede.
“Ini terjadi di kalangan SD maupun SMP. Sudah lihat secara langsung. Itu luar biasa mengerikan,” ucap Hendra Pardede, Selasa (10/10/2023).
Dengan wajah pucat karena cukup khawatir terhadap trend menyesatkan tersebut, Hendra mengatakan, ia melihat langsung, sejumlah siswa menyayat tangannya dengan pisau. “Ini tidak bisa dibiarkan. Ini harus cepat diatasi dan diantisipasi,” tandasnya.
“Ini karena trend. Trend ini tidak bisa kita biarkan. Ini trend yang sangat menyesatkan,” katanya, menambahkan.
Untuk langkah awal, Anggota Komisi II DPRD Kota Siantar ini meminta Pemko Siantar melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Siantar, agar menerbitkan instruksi kepada seluruh guru dan kepala sekolah untuk menggelar razia.
Setidaknya, razia dilakukan di pintu masuk sekolah dan di dalam kelas. Dimana, setiap siswa harus menunjukkan kedua tangannya. Begitu juga dengan orang tua, agar memeriksa lengan anaknya dirumah.
“Saya sudah minta Pemko Siantar melalui Dinas Pendidikan segera bertindak. Supaya langsung menyurati seluruh sekolah, agar dilakukan razia di setiap kelas dan pintu masuk sekolah,” sebutnya.
Selanjutnya, bila guru menemukan ada siswa yang tangannya tersayat atau ada bekas sayatan, pihak sekolah diminta untuk menghubungi orang tua siswa tersebut. “Harus dibina. Itu tanggungjawab kita,” ucap Hendra.
Ungkap Hendra, untuk memerangi trend menyesatkan itu, pemerintah, masyarakat dan pihak sekolah perlu menjalin kerja sama. Karena trend seperti itu harus bisa “dihapus” dari benak anak sebagai generasi muda bangsa.
Untuk itu, pemerintah diharapkan mampu memaksimalkan peran media sosial (medsos) maupun media konvensional, guna menyampaikan himbauan, dan meyakinkan pelajar, kalau tindakan menyayat tangan adalah kebodohan, serta merusak diri sendiri.
Memaksimalkan peran medsos dan media konvensional tersebut, harus secepatnya dilakukan Pemko Siantar. “Jangan sampai ada korban. Apabila ada yang salah sayat, itu bisa fatal akibatnya,” pungkasnya. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post