SBNpro – Siantar
Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) canangkan program pembangunan Kawasan Industri Simalungun (KIS) di Kecamatan Tapian Dolok. KIS itu akan ia tuntaskan dalam jangka waktu dua tahun.
Setelah KIS terbangun dan beroperasi, RHS berkeyakinan, Pemkab Simalungun akan menerima hasil berbentuk pendapatan asli daerah (PAD) sekira Rp 600 miliar per tahun.
“Akan bangun Kawasan Industri Simalungun di Tapian Dolok. Bukan abal-abal ini. Dua tahun tuntas. Pemerintah kedepan bisa dapatkan PAD minimal Rp 600 miliar,” ungkap Bupati Simalungun saat bersilaturahmi dengan insan pers di rumahnya, Selasa (11/05/2021).
KIS Tapian Dolok itu nantinya, tutur RHS, peruntukannya, lebih banyak untuk pergudangan dan pabrik. Sedangkan investor yang akan diajak berinvestasi, berasal dari kalangan pengusaha yang ingin membuka industri maupun unit usaha menengah ke bawah.
“Inilah yang di Tapian Dolok. Ada 200 hektar (luas lahannya). Tempat pergudangan dan pabrik. Pabrik-pabrik dari berbagai ukuran 23 x 40 meter, 30 x 120 meter dan ukuran lainnya,” ujar RHS.
Sehingga pada lahan 200 hektar tersebut, Pemkab Simalungun akan membangun berbagai fasilitas kawasan industri. Seperti draenase, jalan dan bentuk fasilitas lainnya, serta existingnya.
Selain pabrik dan pergudangan, di bagian lain dari KIS itu akan berdiri sentra-sentra usaha kuliner dan UMKM. Bahkan di sana nantinya akan berdiri hotel dan rumah susun (rusun).
Sebagai wujud fasiltas lainnya, Pemkab Simalungun akan mempermudah urusan perizinan dan administrasi terhadap investor, dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan. “Bila penting, kasih insentif seluas luasnya. Kita kasih perizinan semurah mungkin, tanpa mengabaikan dampak lingkungan,” tuturnya.
Tidak sebatas itu yang ada di dalam konsep bepikir Bupati Simalungun tersebut. Sebab, RHS juga akan mempersiapkan tenaga kerja berkualitas untuk dapat bekerja di KIS Tapian Dolok nantinya. Guna mewujudkan hal itu, Balai Latihan Kerja (BLK) akan didirikan di Simalungun pada Oktober tahun ini.
Tenaga kerja dipersiapkan, karena RHS menginginkan tenaga kerja yang ada di KIS Tapian Dolok merupakan warga Kabupaten Simalungun.
Katanya, Pemkab melalui BLK, akan mempersiapkan 11 ribu tenaga kerja. “Jumlahnya 11 ribu orang. Bulan 10 buka BLK di Simalungun. Agar tidak impor tenaga kerja,” ungkap RHS, disambut aplaus dari kalangan jurnalis.
Program membangun KIS di Tapian Dolok, merupakan salah satu bentuk keseriusan RHS untuk “mewakafkan” dirinya dalam membangun Simalungun, sebagaimana janji kampanye yang ia sampaikan pada masa Pilkada tahun 2020 yang lalu.
Sebagai bentuk wakaf, RHS tidak sungkan menggelontorkan dana pribadinya sebesar Rp 600 juta untuk mendesain KIS Tapian Dolok, yang diberikan kepada konsultan.
Untuk itu, peran dan kerja sama dari insan pers sangat ia harapkan untuk membangun Simalungun. Apalagi, 200 hektar lahan yang ada di Tapian Dolok tersebut, saat ini, sesuai RTRW, peruntukannya bukan untuk industri.
Dengan demikian, dalam waktu dekat Pemkab Simalungun bersama DPRD Simalungun, akan melakukan revisi terhadap Perda RTRW Simalungun. “Jadi nanti perjuangkan perubahan tata ruang itu menjadi kawasan industri,” sebut Radiapoh Hasiholan Sinaga. (*)
Editor: Purba
Discussion about this post