SBNpro – Siantar
Tak sedikit jurnalis (wartawan) asal Kota Siantar berjibaku di Tigaras, Kabupaten Simalungun, guna mencari dan menyajikan informasi perkembangan pencarian korban kecelakaan Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam pada 18 Juni 2018 yang lalu.
Para jurnalis dari berbagai media itu, hingga 16 hari berada di Tigaras. Lalu sesekali mereka dari Tigaras dan jurnalis lainnya, bergerak meninjau Rumah Sakit (RS) Tuan Rondahaim Saragih, untuk mencari informasi korban yang ditemukan dan keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Hanya saja, beberapa bulan kemudian, beredar informasi, Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun sedang menyelidiki dana evakuasi korban KM Sinar Bangun sebesar Rp 5 miliar dari APBD Simalungun tahun 2018.
Dari penyelidikan itu merebak informasi disejumlah media, sejumlah instansi vertikal “kecipratan” dana itu hingga miliaran rupiah.
Bahkan bukan hanya itu, disebut, Pemkab Simalungun menyediakan media centre, dengan menghabiskan anggaran dari APBD Simalungun tahun 2018 sebanyak Rp 48 juta.
Informasi keberadaan media centre itu membuat banyak wartawan yang melakukan peliputan di Tigaras dan di Pematang Raya, terkejut. Karena tidak menyaksikan keberadaan media centre.
Bahkan, dimasa pencarian selama 16 hari, sejumlah wartawan mengaku tidak mendapatkan informasi tentang keberaaan media centre. Sehingga para wartawan meragukan penggunaan anggaran untuk media centre tersebut.
Sementara itu, Selasa (23/10/2018), Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadis Kominfo) Simalungun, Akmal Siregar mengatakan, ketika itu, keberadaan media centre ada di Rumah Sakit (RS) Tuan Rondahaim Saragih, Pematang Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
Persisnya di Posko Identifikasi dan Pemulangan jenazah korban KM Sinar Bangun yang tenggelam diperairan Danau Toba pada 18 Juni 2018 yang lalu.
“Media Center dibuat Di RSU Tuan rondahaim Pamatang raya. Posko identifikasi dan pemulangan jenazah,” sebut Akmal Siregar lewat pesan whatsapp (WA).
Katanya, media centre disiapkan Pemkab Simalungun sebagai tempat maupun sarana untuk mengakses informasi korban KM Sinar Bangun. Informasi itu, dapat diakses oleh siapapun.
Dijelaskan Akmal, anggaran Rp 48 juta digunakan untuk fasilitas, meja, justin dan jaringan wifi gratis. “Difasilitasi tempat. Meja. Justin dan Akses Wi-Fi gratis,” ungkapnya.
Selain untuk itu, anggaran media centre juga digunakan mencetak serta memasang baliho dan spanduk. Untuk membayar uang lelah petugas jaga.
Selanjutnya, untuk biaya cetak foto kegiatan di Tigaras dan Pengamanan (Pam) di Raya. Kemudian, juga digunakan untuk biaya tim Posko Tigaras dan Pam Raya.
“Dana 48 juta didalamnya juga terdapat Cetak dan pemasangan Baliho dan spanduk. Uang Lelah petugas jaga. Cetak foto Kegiatan Tigaras dan Pam Raya. Serta biaya tim posko Tigaras dan Pam Raya,” urainya.
Editor : Purba
Discussion about this post